
Sampah dapur dan limbah pertanian sering kali dianggap tak berguna dan dibuang begitu saja. Bahkan, di beberapa wilayah Kalurahan Hargorejo, pembakaran sampah masih menjadi kebiasaan yang umum dilakukan. Padahal, cara ini justru dapat mencemari lingkungan dan membahayakan kesehatan.
Berangkat dari kondisi tersebut, mahasiswa KKN-PPM UGM Periode 1 Tahun 2025 menginisiasi program pembuatan Composter Organic Trash dan pelatihan pembuatan pupuk cair di Padukuhan Penggung. Kegiatan ini dilaksanakan pada 12 Mei 2025 dan diikuti oleh 17 peserta dari 16 padukuhan.
Composter Organic Trash adalah alat sederhana yang dirancang untuk mengubah sampah organik seperti sisa makanan dan pakan ternak menjadi pupuk cair yang ramah lingkungan. Dengan metode ini, limbah rumah tangga bisa dimanfaatkan kembali menjadi sumber nutrisi bagi tanaman.
Dalam pelatihan, peserta mendapat penjelasan lengkap mengenai cara kerja komposter, manfaat pupuk cair, serta langkah-langkah pembuatannya. Tak hanya teori, warga juga diajak praktik langsung membuat pupuk cair dari sampah dapur mereka sendiri. Hasilnya? Sebuah komposter siap pakai dan pemahaman baru tentang pemanfaatan sampah yang bisa diterapkan di lingkungan masing-masing.
Program ini penting karena masih banyak kelompok tani (Gapoktan) di Hargorejo yang belum terbiasa membuat pupuk cair. Padahal, potensi bahan baku sangat melimpah, baik dari dapur rumah tangga maupun aktivitas pertanian warga. Ditambah lagi, kebiasaan membakar sampah meningkatkan risiko pencemaran udara dan penyakit pernapasan seperti ISPA.
Program ini menjadi langkah nyata mengajak warga mengubah kebiasaan buruk menjadi solusi ekologis. Dengan pendekatan edukatif dan partisipatif, mahasiswa KKN-PPM UGM berharap program ini mampu menumbuhkan kesadaran baru bahwa pengelolaan sampah yang tepat bukan hanya menyelamatkan lingkungan, tapi juga membawa manfaat ekonomi dan kesehatan. Jadi, siapa bilang sampah cuma masalah? Di tangan warga Hargorejo, sampah kini bisa jadi berkah.
Penulis : Ajru F.
Sumber : Dimas Aji
.jpeg)

