Memasuki bulan Muharam dalam Kalender Hijriyah yang bertepatan dengan bulan Suro dalam Kalender Jawa, masyarakat Jawa, khususnya warga Kalurahan Hargorejo, Kapanewon Kokap disibukkan dengan peringatan malam satu Suro atau yang biasa disebut dengan Suran atau Suronan. Tradisi Suronan ini biasa dilaksanakan warga dengan menggelar doa bersama disertai dengan kenduri. Seperti dilakukan oleh warga RT.051, RW.013 Padukuhan Sangkrek yang mengadakan tradisi Suronan pada Minggu malam (07/07/2024) di rumah Ketua RT.051. Acara ini dihadiri oleh Dukuh Sangkrek, kaum/ro’is, warga RT.051 serta mahasiswa KKN UGM yang sedang menjalankan masa bakti di wilayah tersebut.
Usai doa bersama yang dipimpin oleh Kaum Sangkrek, acara diisi dengan kenduri. Yang membedakan kenduri pada bulan Suro dengan kenduri biasanya adalah wadah nasi dan sayur kenduri yang biasanya menggunakan plastik diganti menjadi anyaman yang terbuat dari janur (daun kelapa yang masih muda dan berwarna hijau). Anyaman janur dibuat dengan sederhana dan pada ujungnya diikat dengan tali dan berbentuk tidak beraturan. Penggunaan janur sebagai wadah nasi kenduri atau yang biasa disebut dengan berkat ini bertujuan untuk melestarikan tradisi nenek moyang yang menggunakan bahan-bahan alam sebagai wadah. Sebelum dimasukkan ke dalam anyaman, nasi berkat terlebih dahulu dibungkus menggunakan daun jati, sedangkan lauk pauk dan sayurnya dibungkus menggunakan daun pisang. Selain untuk melestarikan warisan tradisi, Suronan juga bertujuan untuk mempererat tali silaturahmi antar warga.
Penulis : Ajru F.
Sumber : Koesdiyono