Dalam memantau pertumbuhan dan perkembangan anak, terutama yang berusia di bawah 5 tahun, pemerintah melakukan upaya strategis desentralisasi dengan cara meningkatkan kemandirian keluarga dan masyarakat dalam memelihara
dan merawat kesehatan ibu dan anak melalui penggunaan buku KIA. Buku KIA merupakan pedoman resmi yang digunakan sebagai alat pencatat pelayanan kesehatan ibu dan anak sejak ibu hamil, melahirkan dan selama nifas hingga bayi yang dilahirkan berusia lima tahun.
Secara umum, penggunaan buku KIA sudah meningkatkan pemahaman ibu terhadap tumbuh kembang anak. Untuk mendukung hal tersebut agar lebih optimal, maka diadakan Kelas Ibu Balita.
Kelas Ibu Balita adalah kelas di mana para ibu yang mempunyai anak berusia antara 0 sampai 5 tahun secara bersama-sama berdiskusi, tukar pendapat dan pengalaman akan pemenuhan pelayanan kesehatan, gizi dan stimulasi pertumbuhan dan perkembangan balita yang dibimbing oleh fasilitator dengan pedoman Buku KIA.
Kelas Ibu Balita diselenggarakan secara partisipatif : artinya para ibu tidak dipandang sebagai murid, melainkan sebagai warga belajar. Dalam praktiknya, para ibu didorong untuk belajar dari pengalaman sesama, sementara fasilitator berperan sebagai pengarah kepada pengetahuan yang benar. Fasilitator tidak berperan sebagai guru, melainkan pada kelas ibu balita dapat menjadi sumber belajar. Umumnya, fasilitator tersebut dari fasilitas kesehatan terdekat, seperti puskesmas. Kader padukuhan juga dapat menjadi pembantu fasilitator untuk menyampaikan informasi dan pengetahuan yang benar.
Materi yang disampaikan, di antaranya seperti :
1. Jadwal imunisasi balita yang ada di Kartu Menuju Sehat (KMS)
2. Bagaimana menjaga kebersihan anak, seperti periksa gigi setiap 6 bulan sekali meskipun tidak sakit
3. Menyampaikan perkembangan anak sesuai usia
4. Penyampaian informasi seperti pemberian vitamin A pada bulan Vitamin A di Agustus ditunda di bulan Oktober 2023
5. Pentingnya pemberian ASI pertama (colostrum)
6. Pemberian PMBA (Pemberian Makanan Bayi dan Anak)
7. Pemberian Makanan Bergizi Seimbang, terdiri dari karbohidrat, lauk nabati, lauk hewani, buah
8. Informasi pola makan anak usia di bawah 2 tahun yang sensoriknya belum optimal
Dengan beberapa contoh di atas, diharapkan ibu balita dapat berpartisipasi aktif dalam kelas ibu balita, saling belajar, sehingga pemahaman tentang tumbuh kembang putra-putrinya semakin meningkat. (Annisa Istika)
Sumber : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia