Dewasa ini, seiring perkembangan teknologi, beragam permainan tradisional mulai tergusur adanya dengan berbagai permainan modern seperti handphone, mainan-mainan yang dikendalikan dengan remote, dan lain sebagainya. Meskipun beberapa permainan modern ini sudah dirancang sedemikian rupa untuk meningkatkan intelegensi anak, namun permainan-permainan tersebut memiliki kekurangan berupa kurangnya pola gerak dan komunikasi serta cenderung individualistik. Berbeda dengan permainan tradisional yang memiliki berbagai kelebihan, baik dari aspek motorik, kognitif,emosi, bahasa, sosial, moral maupun spiritual.
Menurut Subagiyo, permainan tradisional adalah permainan yang berkembang dan dimainkan anak-anak dalam lingkungan masyarakat umum dengan menyerap segala kekayaan dan dan kearifan lingkungannya. Menurutnya, keterlibatan anak dalam permainan tradisional akan mengasah, menajamkan, menumbuhkembangkan otak, melahirkan empati, membangun kesadaran sosial, serta menegaskan individualitas. Adanya kesejajaran antara perkembangan anak dengan permainan ini membuat permainan tradisional dapat dijadikan sebagai media pembelajaran bagi anak.Sebagai media pembelajaran bagi anak, permainan tradisional memiliki berbagai keunggulan.
Menurut Novi Mulyani dalam bukunya yang berjudul “Super Asyik Permainan Tradisional Anak Indonesia” menyebutkan bahwa sejumlah karakter yang dimiliki oleh permainan tradisional yang dapat membentuk karakter positif pada anak antara lain:
a) Permainan tradisional cenderung menggunakan atau memanfaatkan alat atau fasilitas di lingkungan sehingga perlu daya imajinasi dan kreatifitas yang tinggi, seperti egrang yang dibuat dari bamboo, permainan ecrak yang menggunakan batu, dan sebagainya.
b) Permainan tradisional melibatkan pemain yang relatif banyak, sehingga mampu meningkatkan kemampuan interaksi antar pemain, seperti congklak, petak umpet, dan gobak sodor.
c) Permainan tradisional memiliki nilai-nilai luhur dan pesan-pesan moral tertentu, seperti nilai-nilai kebersamaan, kejujuran, tanggung jawab, sikap lapang dada, dorongan berprestasi serta taat aturan.
Oleh karenanya, berbagai macam permainan tradisional perlu dibudayakan dan dilestarikan kembali adanya. Hal in selain untuk membentuk generasi yang berbudaya juga dapat meningkatkan kreatifitas, solidaritas, serta nilai-nilai luhur lainnya pada anak. (Ajru Fajriyah)