Nama sarang semut sudah banyak dikenal dalam dunia kesehatan. Tumbuhan yang banyak terdapat di Hutan Papua ini bukanlah sebuah sarang yang dibuat oleh semut, melainkan salah satu tumbuhan epifit (menempel pada tumbuhan lain yang lebih besar tapi bukan parasit). Batang tumbuhan ini menggelembung besar, di mana di dalamnya banyak terdapat ruang atau rongga kecil yang dihuni semut. Di Papua, populasi sarang semut (Myrmecodia jack) sangat banyak sebab sebagian besar daerahnya adalah dataran tinggi (di atas 600 dpl) yang merupakan tempat terbaik bagi sarang semut untuk berkembang biak. Tumbuhan ini memiliki banyak manfaat bagi kesehatan mulai dari penyakit ringan sampai penyakit berat seperti tumor dan kanker (Ibnu Khalis, 2011: 60-61). Lalu apa saja zat yang terkandung di dalamnya?
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Dr. Ahkam Subroto, tumbuhan sarang semut mengandung senyawa kimia dari golongan flavonoid dan tanin. Bagi manusia, flavonoid adalah zat yang dibutuhkan untuk diet kesehatan. Flavonoid juga dapat dijadikan sebagai antivirus dan mengobati berbagai penyakit seperti asma, katarak, diabetes, reumatik, migraine, wasir, hingga kanker. Sedangkan zat tanin berfungsi untuk mengobati diare, menghentikan pendarahan dan mimisan, serta wasir. Selain kedua zat tersebut, sarang semut juga mengandung kalsium, kalium dan zat besi yang baik untuk kesehatan. Kini, untuk mendapatkan tumbuhan tersebut tidak perlu jauh-jauh ke Papua, melainkan cukup memesan secara online dan membelinya di toko herbal. Sedangkan untuk mengkonsumsinya, sarang semut harus direbus terlebih dahulu, kemudian air hasil rebusannya diminum. Untuk dosis penggunaannya, sarang semut dapat diminum 2 kali sehari, yaitu pada pagi dan sore hari. Apabila sarang semut dalam bentuk bubuk, maka rebuslah 2 sendok makan sarang semut dicampur dengan 3 gelas air. (Ajru Fajriyah)
Sumber : dari berbagai sumber
Sumber foto : Bobo.ID - Grid.ID