Kebebasan beragama dan berkeyakinan merupakan hak asasi manusia yang diakui dan dilindungi oleh hukum internasional serta konstitusi negara. Setiap individu memiliki hak untuk memilih agama atau kepercayaan yang diinginkan, serta memiliki kebebasan untuk mempraktikkan atau mengamalkannya tanpa adanya tekanan atau paksaan dari pihak lain.
Namun, meskipun kebebasan beragama dan berkeyakinan merupakan hak yang dijamin, kenyataannya masih banyak terjadi pelanggaran terhadap hak ini di seluruh dunia. Beberapa negara masih menerapkan kebijakan yang membatasi hak individu untuk memilih agama atau kepercayaan yang diinginkan, bahkan hingga melakukan tindakan diskriminatif terhadap minoritas agama. Perlindungan atas hak kebebasan beragama dan berkeyakinan juga masih belum merata di seluruh dunia. Beberapa negara bahkan masih melakukan tindakan kekerasan terhadap individu atau kelompok yang memilih untuk mempraktikkan agama atau kepercayaan yang berbeda dengan mayoritas.
Untuk itu, perlu adanya upaya untuk memperkuat perlindungan dan pengakuan atas hak kebebasan beragama dan berkeyakinan di Indonesia. Pemerintah harus menerapkan kebijakan yang inklusif dan memberikan perlindungan yang sama terhadap hak individu tanpa memandang agama atau kepercayaan yang dianut. Selain itu, masyarakat juga harus meningkatkan pemahaman dan toleransi antaragama. Dengan meningkatkan pemahaman akan agama atau kepercayaan yang berbeda, diharapkan dapat mengurangi tindakan diskriminatif dan kekerasan yang sering terjadi. Dalam menghadapi perbedaan agama atau kepercayaan, diperlukan sikap saling menghargai dan menghormati. Kita harus mampu melihat perbedaan sebagai suatu kekayaan yang dapat memperkuat keberagaman yang ada.
Di sisi lain, individu juga memiliki tanggung jawab untuk menghargai dan menghormati hak kebebasan beragama dan berkeyakinan orang lain. Ketidaksepakatan dalam hal agama atau kepercayaan tidak boleh menjadi alasan untuk melakukan tindakan kekerasan atau diskriminatif. Dalam konteks Indonesia, kebebasan beragama dan berkeyakinan dijamin oleh konstitusi sebagai hak yang fundamental. Meskipun demikian, masih terdapat beberapa kasus pelanggaran hak kebebasan beragama dan berkeyakinan yang terjadi, terutama terkait dengan diskriminasi terhadap minoritas agama.
Dalam kesimpulannya, kebebasan beragama dan berkeyakinan merupakan hak asasi manusia yang tidak dapat dipisahkan dari kebebasan individu. Untuk itu, perlu adanya upaya untuk memperkuat perlindungan dan pengakuan atas hak kebebasan beragama dan berkeyakinan di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Dalam menghadapi perbedaan agama atau kepercayaan, diperlukan sikap saling menghargai dan menghormati, sehingga keberagaman dapat menjadi kekuatan yang memperkuat bangsa. (Rully)
Sumber : www.komnasham.go.id