You must have JavaScript enabled in order to use this theme. Please enable JavaScript and then reload this page in order to continue.
Loading...
Logo Kalurahan HARGOREJO
Kalurahan HARGOREJO

Kap. KOKAP, Kab. KULON PROGO, Provinsi DI Yogyakarta

PEMERINTAH KALURAHAN HARGOREJO

STUNTING

Admin Hargorejo 17 April 2023 Dibaca 96 Kali
STUNTING

Indonesia saat ini menjadi negara berkembang yang diprediksi oleh Pricewaterhousecoopers (PWC) menjadi negara yang masuk jajaran  lima besar dengan kekuatan ekonomi terbesar pada tahun 2030. Prediksi tersebut berdasarkan pada tingkat kestabilan ekonomi dan jumlah populasi warganya. Dari komposisi usia penduduk, 70 % warga Indonesia pada tahun 2030 berusia 15-64 tahun atau dalam masa usia produktif.

Data tersebut tidak hanya sebagai kekuatan yang luar biasa bagi Indonesia tetapi bisa juga menjadi boomerang karena tidak bisa memanfaatkannya dengan baik. Saat ini tingkat stunting sebagai dampak kurang gizi pada balita di Indonesia melampaui batas yang ditetapkan WHO. Kasus stunting banyak ditemukan di daerah dengan kemiskinan tinggi dan tingkat pendidikan yang rendah. Menurut hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan (Kemenkes), prevalensi balita yang mengalami stunting di Indonesia sebanyak 21,6% pada 2022. Dengan demikian, hampir seperempat balita di dalam negeri yang mengalami stunting pada tahun lalu.

Stunting adalah kondisi kekurangan gizi pada bayi di 1000 hari pertama kehidupan yang berlangsung lama dan menyebabkan terhambatnya perkembangan otak dan tumbuh kembang anak, menyebabkan balita tumbuh lebih pendek dari standar  tinggi balita pada umumnya. Bayi lahir stunting jika berat badan lahir kurang dari 2500 gram, dan tinggi badan kurang dari 48 cm.  Bayi lahir memiliki risiko stunting lebih tinggi apabila kurangnya nutrisi yang cukup dari pemberian ASI (Air Susu Ibu). Biasanya paling rentan anak terkena stunting itu berasal dari keluarga yang ekonomi menengah ke bawah, keluarga ekonomi ini berasal dari para remaja yang menikah di usia dini yang mana kebanyakan belum siap secara finansial, mental dan ekonominya.

Ciri ciri stunting dapat dilihat dari pertumbuhan anak yang lambat dan tidak setara dengan anak-anak seusianya, tapi anak yang memiliki tumbuh pendek itu belum tentu stunting, tapi stunting pasti pendek. Akan tetapi ini tidak menutup kemungkinan untuk bisa lolos dari stunting dengan memenuhi kebutuhan gizinya setelah kelahiran kurang lebih 23 bulan. Kemampuan  kerja otak untuk berfikir kurang maksimal. biasanya anak anak ini tidak aktif seperti anak-anak yang lainnya karena dia dalam mencerna sebuah informasi atau ilmu mengalami keterlambatan dalam mengolahnya, imunnya rendah dan beresiko lebih tinggi terkena penyakit degeneratif, seperti kanker, diabetes dan obesitas. Hal ini disebabkan karena kebutuhan zat gizi mikro dan makro tidak terpenuhi secara maksimal sehingga pembentukan fungsi sel tubuh dan lainnya tidak sempurna.

Adapun penyebab anak mengalami stunting diantaranya asupan gizi yang kurang secara terus menerus dan dalam waktu lama, kondisi ibu saat mengandung tidak sehat, seperti anemia, kekurangan vitamin D, kekurangan asam folat sehingga nutrisi yang didapatkan anak dari ibu yang mengandung itu tidak maksimal. Bayi harus meendapatkan ASI eksklusif dari ibunya selama 6 bulan setelah kelahiran bayi tanpa tambahan apapun. Manfaat ASI eksklusif antara lain kuatnya sistem imun bayi, membuat anak cerdas, berat badan ideal, mengurangi resiko alergi, kolestrol tercukupi, memperkuat hubungan ibu dan anak.

Kurangnya kesadaraan akan seribu hari pertama kehidupan juga menjadi faktor pertama penyebab terjadinya stunting, yang mana bayi itu perlu banyak perhatian lebih akan kecukupan gizi dan nutrisinya.

Dampak stunting dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu dampak jangka pendek dan dampak jangka panjang. Dampak jangka pendek seperti pertumbuhan anak terlambat tidak setara dengan anak anak seusianya, gangguan metabolisme tubuh seperti gampang sakit gitu gampang demam intinya gampang penyakitan lah, perkembangan kognitif, motorik, verbal yang tidak optimal.

Adapun untuk dampak jangka panjangnya yaitu postur tubuh, produktivitas, dan kapasitas kerja yang tidak optimal. Seperti yang telah kita sebutkan tadi kondisi kinerja otak tidak bekerja optimal sehingga susah mendapatkan pekerjaan di masa yang akan datang misalnya sekarang mau masuk jadi karyawan atau mau masuk Polisi, TNI, Sekolah Kedinasan, itu harus memiliki postur tubuh dan fisik yang bagus. (Yoga Fajar Purnama)

 

Beri Komentar
Komentar baru terbit setelah disetujui oleh admin
CAPTCHA Image