Banyak yang beranggapan bahwa sejarah adalah peristiwa masa lalu yang tidak ada hubungannya dengan masa sekarang. Sejarah hanya mata pelajaran atau mata kuliah yang hanya perlu dihafal ataupun sekedar 'tahu' dan bisa menghargai perjuangan nenek moyang. Lebih dari itu, sejarah sebenarnya merupakan identitas yang menunjukkan ciri dari suatu bangsa. Ibarat orang tanpa identitas, jika ditanya asal, nama dan lainnya maka ia akan kebingungan. Begitu juga dengan suatu bangsa, masyarakat yang tidak mengenal sejarah bangsanya akan kehilangan 'identitas' sebagai warga negara. Mereka tidak tahu bagaimana mereka bisa sampai ke tahap ini dan apa saja hal-hal termasuk sebab dan akibat yang telah dilalui oleh generasi terdahulu.
Sebagai contoh yang paling dekat dengan kita adalah tentang mitos yang berkembang di masyarakat. Dahulu, banyak yang meyakini bahwa pohon-pohon tua atau pohon yang ada di tempat tertentu adalah keramat sehingga tidak boleh ditebang. Hal itu diteruskan kepada generasi penerusnya sehingga zaman dahulu ketika mitos ini masih hidup di dalam masyarakat, penebangan hutan tidak banyak terjadi seperti di masa sekarang di mana masyarakat sudah mengabaikan tentang mitos para leluhur. Yang bisa kita ambil dari peristiwa ini bukanlah terfokus kepada mitosnya, melainkan adalah sebuah ciri yang menggambarkan bahwa begitulah cara generasi terdahulu menjaga hutan agar tetap terlindungi.
Lebih jauh lagi, sejarah adalah tentang bagaimana seseorang dapat merefleksikan kejadian di masa lampau ke dalam kehidupan sekarang atau bahkan di masa mendatang. Dari sejarah, kita dapat belajar bagaimana para pendahulu kita bangkit dari krisis yang berkepanjangan, bagaimana semangat mereka terpacu agar segera lepas dari kungkungan penjajahan dan masih banyak lagi. Semua itu dapat kita aplikasikan ke dalam kehidupan sekarang. Bagaimana kita bisa segera terlepas dari keterpurukan setelah pandemi. Bagaimana kita bisa bangkit lebih cepat, pulih lebih kuat.
Penulis : Ajru F.
Sumber : Koesdiyono