Bullying atau yang biasa disebut dengan perundungan merupakan segala bentuk penindasan atau kekerasan, yang dilakukan secara sengaja oleh satu orang atau kelompok yang lebih kuat. Sebuah tindakan dapat dikategorikan sebagai perundungan apabila perilaku tersebut sangat agresif dan mencakup:
• Ketidakseimbangan kekuatan antara anak yang melakukan perundungan, baik berupa kekuatan fisik, akses informasi pada hal yang memalukan dari korban, atau memiliki popularitas sehingga mampu mengendalikan dan membahayakan korban
• Terjadi pengulangan perilaku intimidasi atau berpotensi untuk terjadi lebih dari satu kali.
Dampak negatif dari adanya tindakan bullying sendiri tidak hanya bagi korban, namun juga bagi pelaku dan anak yang menyaksikan tindakan bullying. Melansir dari situs sehatQ.com, beberapa dampak bullying tersebut antara lain:
1. Bagi anak korban perundungan;
Anak korban perundungan dapat mengalami masalah kesehatan fisik, sosial, emosional, mental dan masalah akademik. Mereka juga bisa merasakan gejala-gejala, seperti depresi, cemas, meningkatnya perasaan sedih, perubahan pola tidur dan makan, serta hilangnya minat untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Tidak jarang korban bullying kemudian melakukan tindakan balasan yang sangat kejam. Masalah ini bahkan dapat bertahan hingga dewasa.
2. Bagi anak pelaku perundungan;
Anak pelaku perundungan dapat terlibat dalam perilaku kekerasan dan berisiko lainnya, di mana perilaku ini bisa terbawa hingga dewasa. Mereka akan cenderung agresif dan terlibat penyalahgunaan alkohol, narkoba, melakukan tindak pelecehan, perusakan, bahkan melakukan tindakan pidana setelah dewasa.
3. Bagi anak-anak yang menyaksikan bullying.
Anak-anak yang menyaksikan bullying dapat mengalami peningkatan penggunaan tembakau, alkohol atau obat-obatan, memiliki masalah kesehatan mental (temasuk depresi dan kecemasan), serta membolos sekolah.
Oleh karena itu, kita sebagai orang tua harus membiasakan adanya komunikasi yang baik antara orang tua dan anak agar anak mau bercerita tentang apa yang dialaminya ketika berada di luar rumah tanpa merasa takut. Komunikasi yang baik tersebut dapat kita jalin secara perlahan seperti menanyakan apa saja aktivitas anak di sekolah, apa saja yang membuat ia senang atau sedih pada hari itu dan lain sebagainya. Jika komunikasi antara orang tua dan anak terjaga, maka tindakan bullying dapat dicegah dan diatasi agar tidak berlanjut hingga mengakibatkan hal-hal negatif lainnya.
Sebagai pengetahuan bagi para orang tua bahwa kebanyakan tindakan bullying biasa datang dari anak yang mengalami kekerasan atau hukuman yang berlebih dari orang tua ataupun berada dari keluarga broken home. Mereka cenderung ingin melampiaskan apa yang mereka alami kepada orang lain agar bisa merasakan apa yang mereka rasakan. Oleh karena itu, sebagai orang tua kita harus bijak dalam mengambil sikap dan berbicara agar kelak tidak menimbulkan hal-hal negatif seperti tindakan bullying.
Penulis: Ajru F.
Sumber foto: gurupendidikan.com