You must have JavaScript enabled in order to use this theme. Please enable JavaScript and then reload this page in order to continue.
Loading...
Logo Kalurahan HARGOREJO
Kalurahan HARGOREJO

Kap. KOKAP, Kab. KULON PROGO, Provinsi DI Yogyakarta

PEMERINTAH KALURAHAN HARGOREJO I SOSIAL MEDIA : Instagram @kalurahan_hargorejo I Twitter @pemkalhargorejo I Youtube : Kalurahan Hargorejo

Wong Jowo Ojo Ngasi Ilang Jawane

Admin Hargorejo 25 Juli 2022 Dibaca 5.630 Kali
Wong Jowo Ojo Ngasi Ilang Jawane

Seiring perkembangan teknologi banyak kemajuan yang dicapai dalam berbagai bidang. Jika dahulu pergi ke pasar harus berjalan kaki berkilo-kilo meter jauhnya sekarang sudah ada kendaraan bermotor yang dapat memperpendek waktu tempuh. Jika dahulu ingin menyampaikan pesan kepada orang banyak harus menemui satu persatu atau memakai isyarat kentongan, kini bisa lebih mudah melalui WhatsApp Grup. Masih banyak lagi kemajuan teknologi yang memudahkan kita dalam melakukan berbagai hal. Namun di sisi lain banyak sekali kearifan lokal yang mulai tergerus, bahkan terlupakan. Intensitas silaturahmi antar warga atau yang dalam bahasa Jawa disebut sesrawungan menjadi berkurang. Banyak generasi muda di Jawa yang lupa atau bahkan tidak tahu tentang unggah-ungguh atau tatakrama dalam berperilaku maupun berbahasa. Akibatnya, yang mengerti tentang seluk-beluk bahasa dan unggah-ungguh dalam budaya Jawa terhenti pada generasi terdahulu. 

Untungnya pada era milenial ini masih ada beberapa pihak yang sadar akan pentingnya menjaga kearifan lokal agar tidak punah. Berbagai lomba seperti lomba sesorah,  berpidato dalam bahasa Jawa, dan berpakaian tradisional Jawa diadakan untuk memupuk rasa cinta generasi muda terhadap budaya Jawa. Hal ini tentu agar sebagai orang Jawa kita tidak kehilangan ciri khas orang Jawa yang penuh dengan tatakrama dan budaya atau yang lebih sering dikenal dengan ungkapan "Ojo sampe wong Jowo ilang jawane". 

Selain itu, beberapa hal yang bisa dilakukan orang tua di rumah untuk menjaga kelestarian budaya Jawa adalah menerapkan unggah-ungguh atau tatakrama ketika berbicara dengan orang yang lebih dewasa, menjaga etika ketika makan, serta membiasakan mengucap kata "matur nuwun", "nyuwun ngapunten", "nderek langkung", "nyuwun tulung" dan sebagainya.

 

Penulis: Ajru F.

Beri Komentar
Komentar baru terbit setelah disetujui oleh admin
CAPTCHA Image

APBDes 2024 Pelaksanaan

Pendapatan
Rp3,421,894,699 Rp3,428,029,699
99.82%
Belanja
Rp3,512,806,699 Rp3,556,005,689
98.79%
Pembiayaan
Rp127,976,678 Rp127,977,366
100%

APBDes 2024 Pendapatan

Hasil Usaha Desa
Rp13,600,000 Rp13,600,000
100%
Hasil Aset Desa
Rp107,710,000 Rp107,710,000
100%
Dana Desa
Rp1,694,238,000 Rp1,700,373,000
99.64%
Bagi Hasil Pajak Dan Retribusi
Rp171,785,308 Rp171,785,308
100%
Alokasi Dana Desa
Rp1,087,739,991 Rp1,087,739,991
100%
Bantuan Keuangan Provinsi
Rp225,000,000 Rp225,000,000
100%
Penerimaan Dari Hasil Kerjasama Antar Desa
Rp55,621,400 Rp55,621,400
100%
Penerimaan Bantuan Dari Perusahaan Yang Berlokasi Di Desa
Rp60,000,000 Rp60,000,000
100%
Bunga Bank
Rp5,000,000 Rp5,000,000
100%
Lain-lain Pendapatan Desa Yang Sah
Rp1,200,000 Rp1,200,000
100%

APBDes 2024 Pembelanjaan

Bidang Penyelenggaran Pemerintahan Desa
Rp1,589,974,340 Rp1,629,109,212
97.6%
Bidang Pelaksanaan Pembangunan Desa
Rp1,092,790,000 Rp1,146,097,200
95.35%
Bidang Pembinaan Kemasyarakatan
Rp410,387,159 Rp404,080,277
101.56%
Bidang Pemberdayaan Masyarakat
Rp233,545,800 Rp254,660,700
91.71%
Bidang Penanggulangan Bencana, Darurat Dan Mendesak Desa
Rp186,109,400 Rp122,058,300
152.48%