Pagi itu, kami (Tim Media Hargorejo) bersepeda motor menuju rumah salah seorang tokoh perempuan yang ada di Kalurahan Hargorejo. Tepat di sebelah plakat bertuliskan “Wingko Mekar Dua”, terlihat sebuah rumah yang sangat rapi dan besih. Sesampainya di halaman rumah tersebut, kami disambut dengan ramah oleh sang pemilik rumah, Ibu Denik. Menurut penuturan beliau, sebelum kami datang sang suami terlebih dahulu menyapu halaman rumah, sementara Bu Denik masih sibuk dengan urusan rumah tangga yang lain. Meski baru datang, kami sudah bisa merasakan ketentraman dan keharmonisan keluarga ini.
Mempunyai nama lengkap Denik Sri Rahmawati, ibu dari tiga anak ini memiliki hobi berwira usaha sejak kecil. Istri dari Bapak Sugiarto ini bertempat tinggal di Padukuhan Ngaseman, Kalurahan Hargorejo, Kapanewon Kokap, Kabupaten Kulon Progo. Menikah di usianya yang masih belia pada tahun 1994, Bu Denik pada saat itu duduk di kelas 3 SMEA. Meski harus berhenti sekolah, namun semangat beliau untuk menuntut ilmu tidak pernah surut. Atas dukungan dari keluarga dan para guru di SMEA tempatnya bersekolah dulu, pada tahun 2003 Bu Denik muda mulai mendaftar paket C dan menyelesaikan ujian paket C pada tahun 2004. Setelah itu, selain menjadi ibu rumah tangga Bu Denik juga berwirausaha di rumah beliau.
Usaha Bu Denik bermula dari pelatihan pembuatan produk pangan lokal yang diadakan oleh pemerintah setempat. Dari beberapa jenis produk yang diajarkan melalui pelatihan tersebut, Bu Denik memilih wingko sebagai produk usahanya, mengingat Kalurahan Hargorejo tempatnya tinggal sangat kaya akan buah kelapa sebagai bahan baku dasar pembuatan wingko. Bu Denik menamai usahanya “Wingko Mekar Dua”. Selain berwirausaha, Bu Denik juga pernah mencoba peruntungannya untuk mendaftarkan diri sebagai Calon Legislatif. Meskipun belum terpilih, namun dari situlah kolega beliau semakin bertambah sehingga usahanya pun juga lebih dikenal oleh orang banyak. Karena ingin lebih berperan lebih banyak bagi masyarakat, beliau masuk sebagai anggota di LPMD (Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa) Kalurahan Hargorejo. Di sana beliau menyadari pentingnya perwakilan perempuan dalam suatu organisasi. Oleh karenanya, beliau mendaftar sebagai kandidat calon BPK Hargorejo dan akhirnya terpilih sebagai satu-satunya anggota BPK keterwakilan perempuan. Dalam sejarah BPK Hargorejo, Bu Denik juga merupakan anggota keterwakilan perempuan yang pertama kali. Tak hanya berhenti di situ, kiprah Bu Denik dalam masyarakat seakan tak ada habisnya. Selain sebagai ibu rumah tangga, pebisnis, dan anggota BPK, Bu Denik juga sebagai promotor pengajian ibu-ibu di kalurahannya. Bahkan di sekolah tempat anaknya bersekolah, beliau juga dipercaya sebagai satu-satunya anggota perempuan dari komite sekolah.
Sebagai seorang istri yang mandiri dan pandai berorganisasi, pemikiran-pemikiran Bu Denik tentunya sangatlah spesial. Menurutnya, kaum perempuan harus bisa berkegiatan sosial, selain untuk sekedar melepas penat dari rutinitas kehidupan rumah tangga juga agar hidup kita lebih bermanfaat bagi orang lain. Meski begitu, baginya seorang istri juga tidak boleh mengabaikan tugasnya dalam sebuah rumah tangga. Menurut beliau, kesetaraan gender hanya berlaku dalam lingkungan sosial, pekerjaan dan hak untuk mengenyam pendidikan. Sedangkan dalam keluarga, tugas seorang istri tetaplah melayani suami dan keluarganya sebaik mungkin. Hal ini mencerminkan sikap seseorang yang memahami agama sekaligus budaya Jawa dengan baik.
Tak hanya Bu Denik, putra-putra beliau pun sudah dibiasakan untuk berorganisasi sejak kecil. “Sekarang bukan saatnya kita, terutama generasi muda berpangku tangan, tetapi saatnya (kita:red) action!”, tutur Bu Denik ketika diwawancarai oleh Tim Media Hargorejo pada Sabtu, 23 April 2022 di rumah beliau. Menurutnya, salah satu kendala yang menyebabkan generasi muda cenderung malas untuk berorganisasi adalah pengaruh dari penggunaan gadged. Ketergantungan terhadap gadged dapat menyebabkan seseorang lebih suka menyendiri dan menghindari bersosialisasi. Untuk mengantisipasi hal tersebut, alangkah lebih baiknya jika gadged yang dimiliki juga dimanfaatkan sebagai sarana untuk berbisnis. Generasi muda haruslah berpikiran kreatif karena menurutnya tidak ada suatu karya/suatu seni yang salah dan tidak ada suatu karya/seni yang jelek. Sebagai stimulan dini, menurut beliau generasi muda juga harus memperbanyak membaca buku. Bagaimanapun, sebuah buku adalah jendela dunia. Dari sanalah kita dapat memperoleh informasi tentang segala hal. Untuk memotivasi masyarakat agar senang berbisnis dan berorganisasi, Bu Denik juga menggalakan pelatihan-pelatihan serta menjadi narasumber dalam beberapa acara. Salah satunya adalah sebagai narasumber pelatihan pengolahan bahan baku lokal. Harapannya, Hargorejo bisa menjadi kalurahan yang lebih maju dengan segala kearifan lokalnya.
Penulis : Ajru Fajriyah_Graha Media
(SN’e)