Hargorejo. Stunting masih menjadi masalah kesehatan yang mendapat perhatian khusus oleh pemerintah Republik Indonesia. Bahkan menurut berita yang dikutip dari laman stunting.go.id, Wakil Presiden K.H. Ma'ruf Amin menegaskan bahwa prevalensi stunting tahun 2022 harus turun setidaknya tiga persen. Oleh karena itu, sosialisasi tentang stunting beserta cara pencegahan dan penanggulangannya terus dilakukan dari semua lini termasuk lingkup terkecil seperti posyandu.
Di Padukuhan Sangkrek, Kalurahan Hargorejo, Kapanewon Kokap, sosialisasi tentang stunting dilakukan oleh KKN UGM pada hari Senin (11/07/2022). Acara yang dilaksanakan di Balai Padukuhan Sangkrek ini dihadiri oleh peserta KKN UGM, petugas kesehatan dari Puskesmas 1 Kokap, para kader serta para warga Sangkrek beserta balitanya. Dalam kesempatan ini, KKN UGM menyampaikan tentang pentingnya program 1000 HPK (Hari Pertama Kehidupan). Program ini dimulai dari saat ibu hamil sampai dengan usia anak mencapai 24 bulan. Di antara program yang harus dilakukan antara lain pemeriksaan kehamilan (minimal 6 kali selama hamil), IMD (Inisiasi Menyusu Dini), pemberian ASI eksklusif, serta pemberian MPASI yang baik. Selain itu pihak Puskesmas 1 Kokap juga menyampaikan tentang gizi balita dan pentingnya ibu balita datang ke posyandu untuk mengetahui perkembangan dan pertumbuhan balita. Bagi balita yang berat badannya tidak naik selama 2 bulan penimbangan disarankan untuk melakukan pemeriksaan di puskesmas.
Hingga saat ini, tercatat sebanyak 2 balita stunting yang ada di Padukuhan Sangkrek. Untuk itu, peran kader dan orang tua sangat penting agar tidak terjadi peningkatan kasus balita stunting. Pemerintah Hargorejo sendiri telah bekerjasama dengan berbagai pihak untuk melaksanakan Program Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT). Program ini adalah salah satu upaya dari pemerintah untuk menurunkan angka stunting.
Penulis: Ajru F.