Bagi pembudidaya ikan lele, penting untuk mengetahui dan memperhatikan kondisi air dan kolam lele. Pada satu waktu, air kolam lele bermunculan busa atau buih berwarna putih dengan kadar yang cukup banyak di permukaan kolam. Perlu diperhatikan bahwa busa atau buih yang muncul dapat menandakan kondisi air kolam yang tidak sehat. Mengapa demikian? Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.
Air kolam yang tidak sehat dapat mengakibatkan ikan rentan terkena penyakit bahkan dapat meningkatkan kematian ikan. Hal tersebut dapat disebabkan oleh beberapa hal, yaitu :
1. Air kolam mengandung terlalu banyak karbon dioksida (CO2)
Kadar karbon dioksida yang meningkat dapat disebabkan oleh banyaknya plankton yang mati secara bersamaan. Selain itu, tingginya kadar karbon dioksida dapat mempengaruhi kualitas air kolam menjadi keruh dan pekat.
2. Terjadi ledakan alga (blooming algae)
Proses pemupukan kolam yang berlebih atau overdosis penggunaan katalis plankton dapat menyebabkan populasi alga semakin meningkat dan cenderung tidak terkendali. Ledakan alga juga dapat memperkeruh air kolam.
3. Air kolam mengandung terlalu banyak bahan organik
Bahan organik yang dimaksud dapat terbentuk dari sisa pakan, kotoran, maupun urin (amonia) ikan yang terlarut dalam air.
Lalu, bagaimana cara mengatasi tingginya kadar buih pada air kolam lele?
Mengurangi kadar buih pada air kolam dapat dilakukan dengan beberapa cara, di antaranya :
1. Membuang sekitar 30 persen air dari dasar kolam untuk mengurangi kadar bahan organik, alga, maupun CO2 pada air kolam dan menggantinya dengan air yang baru
2. Memberi probiotik atau bakteri pengurai untuk mengembalikan kualitas air pada kolam sehingga media kolam menjadi stabil
3. Memuasakan ikan lele selama satu hari hingga terlihat kembali lincah
4. Menerapkan sistem resirkulasi yang dapat menjadi alternatif, di mana memanfaatkan kembali air yang sudah digunakan dengan cara memutar air secara terus-menerus melalui perantara sebuah filter atau ke dalam wadah.
5. Menambahkan tanaman air di atas kolam, seperti lili dan selada air yang mencakup 50 hingga 70 persen luas permukaan kolam sehingga dapat menambah konsumsi dan gizi bagi ikan.
Dengan beberapa cara tersebut, dapat menjadi bekal wawasan bagi pembudidaya lele agar mampu segera menindaklanjuti sesuatu yang terjadi pada kolam sehingga risiko yang timbul dapat diminimalisasi sedini mungkin.
Sumber : Kementerian Kelautan dan Perikanan
Penulis : Annisa
Editor : Hendra