Budaya Jawa menyimpan suatu kepribadian yang menjadi ciri khas rakyatnya. Mulai dari pakaian adat, jarik yang digunakan mengharuskan sang pemakai untuk senantiasa berhati-hati dalam melangkah, anggun dan berirama. Selain itu, bahasa Jawa merupakan bahasa yang memiliki tingkatan, mulai dari ngoko, krama alus, dan krama inggil. Tingkatan tersebut disesuaikan dengan subyek yang kita ajak bicara. Hal ini menunjukkan bahwa rakyat Jawa sangat menjunjung tinggi nilai sopan santun. Dari segi kesenian, ukiran- ukiran Jawa senantiasa melambangkan keselarasan dalam kehidupan. Sebagai rakyat yang berbudaya, rakyat Jawa senantiasa menjaga hubungan antar manusia, lingkungan hidup dan juga hubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa. Tidak hanya itu, makanan tradisional khas Jawa juga memiliki makna mendalam yang berupa petuah-petuah hidup. Di antara makanan tersebut adalah nasi tumpeng yang memiliki makna "metu dalan kang lempeng" atau hidup melalui jalan yang lurus, fokus dan tidak mudah putus asa.
Rakyat Jawa sangat menghargai proses dalam kehidupan. Hal ini tercermin dalam beberapa tradisi untuk memperingati hari sejak manusia masih dalam kandungan seperti mitoni hingga setelah meninggal dunia seperti nyewu, nyadran dan sebagainya. Selain tradisi, tembang Jawa juga memberikan petuah-petuah mulai sejak awal perjalanan manusia yang tercermin dalam tembang Mijil hingga tembang Pucung yang menunjukkan kondisi manusia ketika sudah meninggal. Bagi rakyat Jawa, setiap detik mulai sejak kita lahir sangatlah bermakna dan harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
Penulis : Ajru Fajriyah
(SN’e)