Adalah sebuah pengalaman baru bagi saya hingga saya bisa menjadi salah satu pokja relawan pendataan SDGs. Banyak hal yang saya dapatkan saat mengikuti bimbingan dan kegiatan ini. Termasuk pengalaman menarik saat terjun ke lapangan. Bagaimana sulitnya saya mencari data dengan wawancara warga, hingga sulitnya mengupload data. Saya mengalami kesulitan ini karena ini adalah pengalaman pertama dalam melakukan pendataan. Selain itu, saya juga belum memiliki ketrampilan untuk wawancara. Kadang ingin menyerah, putus asa, atau berhenti. Namun pada akhirnya saya tetap mengerjakannya sampai akhir.
Banyak kendala yang saya hadapi waktu megerjakan pendataan SDGs ini. Mulai dari waktunya yang mepet, jeda lebaran, dan banyak warga yang hajatan. Sehingga waktu yang kugunakan untuk pendataan terhambat karena harus halal bi halal dan kondangan. Belum lagi warga yang saya kunjungi pergi rewang. Begitu juga dengan kondisi intern saya dimana anak tidak mau di tinggal survey. Pernah lho, ibu saya mencari karena anak saya nangis mau nyusu. (maaf saya seorang ibu dengan anak usia 3 bulan).
Hingga waktu pengerjaan yang sudah semakin mepet membuat saya tergesa gesa mengerjakannya. Selesai mengisi data tinggal upload, ternyata malah sinyalnya jelek . Entah kenapa? Aplikasi sering error sehingga proses uploud membutuhkan waktu cukup lama. Agar cepat dalam proses upload, Saya mengungsi ke rumah mertua. Dan akhirnya, saya bisa berkata, "Alhamdulillah selesai".
Waktu survey saya mendapati seorang warga yang tinggal sendiri. Padahal dia sakit, sudah tua, tidak bisa berjalan juga beraktifitas. Rumah kumuh dan terlihat jarang mandi.Dia mempunyai anak, tapi anak-anaknya acuh padanya. Bahkan untuk mengunjunginya saja bisa dibilang jarang. Kondisi tubuh dan rumahnya tak terawat. Namun begitu ada tetangga yang berbaik hati sering memberinya makan. Kasihan sekali. Untuk itulah aku menjadi lebih banyak bersyukur dengan mengikuti pendataan SDGs ini.
Sebagaimana diceritakan NN pada Penulis.
Penulis: Kemiyati
Editor: save