Kisah ini saya tulis sebagai bentuk apresiasi saya kepada kader pendata. Tulisan ini saya angkat dari seseorang yang tidak mau menyebutkan namanya. Kisah yang saya tulis setelah saya menerima dan membaca pengalaman kader pendata SDGs. Pendataan SDGs yang dilaksanakan di 2 minggu terakhir bulan Mei seusai lebaran Idul Fitri ini melatih petugas pendata untuk bersabar dalam menggunakan aplikasi.
Menjadi seorang Pendata (surveyor) bukanlah hal ringan. Di masyarakat pedesaan, menjadi seorang surveyor atau pendata akan menemui pertanyaan unik, “Nek wes didata aku arep oleh bantuan opo?”. Begitulah, pendataan akan identik dengan pemberian bantuan atau usulan bantuan.
Sebut saja mbak Jumilah.Perempuan sederhana yang kadang sedikit liar dengan pemikirannya dan gila dengan ide-ide yang banyak dibilang lebay dan tak masuk akal oleh orang lain. Namun begitu, dalam pendataan SDGs ini mbak Jum sengaja merelakan honornya sebagai kader pendata untuk diberikan kepada pendata lain dengan catatan mereka mengirimkan tulisan pengalamannya selama mendata SDGs.
Jumilah mengajak seluruh kader pendata per RT untuk jalan dari rumah ke rumah. Ada beberapa alasan sebenarnya kenapa hal ini dilakukan. Menurut Jumilah, dengan dia mengajak kader pendata jalan dari rumah ke rumah hasil dari pendataan akan valid. Selain itu juga untuk menjalin silturahmi. Hal ini juga bisa digunakan kader pendata untuk benar-benar melihat fakta lapangan. Jadi tidak hanya sekedar tembakan atau jarene.
Meskipun sudah turun ke lapangan dengan jalan dari rumah ke rumah, masih saja Jumilah dan teman kader pendata mendapatkan hasil yang tidak maksimal. Di lapangan mereka banyak mengalami kasus penipuan. Seperti warga yang sebenarnya menerima bantuan tapi mengatakan tidak menerima bantuan. Atau warga yang mempunyai banyak tabungan deposit tapi mengatakan tidak punya apa-apa. Atau penghasilan yang sebenarnya bisa dilogika dengan angka UMR namun mereka memilih mengatakan hanya dibawah rata-rata. Bukan merasa dibohongi. Namun teman-teman kader hanya tersenyum dalam hati. Sungguh kita telah banyak kehilangan orang-orang syukur.
Jumilah mengajak teman-temannya menulis dan menyampaikan pengalamannya dalam pendataan SDGs dalam tulisan yang sama. Dari Pendatan SDGs: Aku Bersyukur.
Penulis : Kemiyati
Editor: save