You must have JavaScript enabled in order to use this theme. Please enable JavaScript and then reload this page in order to continue.
Loading...
Logo Kalurahan HARGOREJO
Kalurahan HARGOREJO

Kap. KOKAP, Kab. KULON PROGO, Provinsi DI Yogyakarta

PEMERINTAH KALURAHAN HARGOREJO I SOSIAL MEDIA : Instagram @kalurahan_hargorejo I Twitter @pemkalhargorejo I Youtube : Kalurahan Hargorejo

Ruwahan, Titik Keseimbangan antara Tradisi Jawa Bercorak Hindu-Budha dan Islam

Administrator 18 Maret 2021 Dibaca 2.236 Kali
Ruwahan, Titik Keseimbangan antara Tradisi Jawa Bercorak Hindu-Budha dan Islam

Hargorejo. Masyarakat Jawa sarat akan tradisi para leluhurnya. Di antara beberapa tradisi merupakan warisan budaya bercorak Hindu-Budha. Salah satunya adalah tradisi ruwahan. Pada mulanya, tradisi ruwahan diadakan untuk memperingati roh-roh yang sudah meninggal dengan mempersembahkan sesajen. Dalam hal ini, esensinya adalah pengagungan terhadap roh para leluhur. Namun setelah dimodifikasi oleh Wali Songo, esensinya berubah menjadi pengagungan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dengan mendoakan roh para leluhur.Tentu saja ini dilakukan tanpa menghilangkan tradisi yang sudah sejak lama mengakar dalam diri masyarakat Jawa. persamaannya adalah sama-sama memberi penghormatan kepada roh leluhur namun dengan cara yang berbeda. Oleh karenanya, tradisi ruwahan yang banyak diperingati saat ini merupakan manifestasi dari akulturasi budaya Jawa peninggalan leluhur dengan tradisi Islam yang dibawa Wali Songo. 

Selain cara memperingatinya, Wali Songo juga memberikan makna tersendiri dari hidangan yang sering disajikan saat memperingati ruwahan. Makanan yang dahulunya hanya digunakan sebagai pelengkap sesajen berubah menjadi makanan yang sarat akan makna Islami. Di antaranya yaitu kue apem. Kata "apem" dikaitkan dengan kata "afwa" dalam Bahasa Arab yang berarti maaf. Maknanya, kita sebagai umat beragama harus saling memaafkan. Dalam perkembangannya, kue apem digunakan sebagai simbol untuk memintakan maaf bagi arwah para leluhur.

Di Hargorejo sendiri, Bulan Ruwah merupakan waktu yang baik untuk berziarah kubur. Sebelum datangnya Bulan Ruwah, masyarakat sudah menyambutnya dengan bekerja bakti membersihkan pemakaman. Saat Bulan Ruwah tiba, banyak masyarakat yang melaksanakan tradisi nyekar atau nyadran. Sedangkan pada malam hari, warga akan memenuhi masjid untuk tahlilan dan mendoakan para leluhur.
Namun begitu, keberagaman dalam memperingati bulan Ruwah (Sya'ban) masih ada. Berapa orang ataupun kelompok penganut ajaran kejawen masih memperingati Bulan Ruwah dengan membawa sesajen ke makam leluhur. 

Foto : ilustrasi (inet)

Penulis : Ajru Fajriyah

Editor : Nura'eni

 

Beri Komentar
Komentar baru terbit setelah disetujui oleh admin
CAPTCHA Image

APBDes 2024 Pelaksanaan

Pendapatan
Rp3,421,894,699 Rp3,428,029,699
99.82%
Belanja
Rp3,512,806,699 Rp3,556,005,689
98.79%
Pembiayaan
Rp127,976,678 Rp127,977,366
100%

APBDes 2024 Pendapatan

Hasil Usaha Desa
Rp13,600,000 Rp13,600,000
100%
Hasil Aset Desa
Rp107,710,000 Rp107,710,000
100%
Dana Desa
Rp1,694,238,000 Rp1,700,373,000
99.64%
Bagi Hasil Pajak Dan Retribusi
Rp171,785,308 Rp171,785,308
100%
Alokasi Dana Desa
Rp1,087,739,991 Rp1,087,739,991
100%
Bantuan Keuangan Provinsi
Rp225,000,000 Rp225,000,000
100%
Penerimaan Dari Hasil Kerjasama Antar Desa
Rp55,621,400 Rp55,621,400
100%
Penerimaan Bantuan Dari Perusahaan Yang Berlokasi Di Desa
Rp60,000,000 Rp60,000,000
100%
Bunga Bank
Rp5,000,000 Rp5,000,000
100%
Lain-lain Pendapatan Desa Yang Sah
Rp1,200,000 Rp1,200,000
100%

APBDes 2024 Pembelanjaan

Bidang Penyelenggaran Pemerintahan Desa
Rp1,589,974,340 Rp1,629,109,212
97.6%
Bidang Pelaksanaan Pembangunan Desa
Rp1,092,790,000 Rp1,146,097,200
95.35%
Bidang Pembinaan Kemasyarakatan
Rp410,387,159 Rp404,080,277
101.56%
Bidang Pemberdayaan Masyarakat
Rp233,545,800 Rp254,660,700
91.71%
Bidang Penanggulangan Bencana, Darurat Dan Mendesak Desa
Rp186,109,400 Rp122,058,300
152.48%