Hargorejo. Diberikan nama “Sulistyowati” oleh orang tuanya. Gadis berusia 27 tahun ini adalah anak kedua dari 3 bersaudara. Lahir dari seorang Bapak bernama Sudi Suwito dan Ibu Sugiyem tinggal di Padukuhan Ngulakan. Pertama melihat sosoknya kita akan dihadapkan pada gadis periang dengan rambut cepak sepundak. Karakternya yang periang membuat perempuan ini asyik diajak bicara.
Sudah 2 tahun perempuan muda ini menekuni dunia batik. Berbekal ikut pelatihan dengan ibu-ibu PKK di padukuhannya, perempuan yang biasa dipanggil Sulis ini telah menghasilkan sekitar 100 lembar kain batik tulis. Pemasaran dan mengenalkan batik hasil karyanya banyak dilakukan secara face to face ataupun media online. Sebelum mengikuti pelatihan membatik, Mbak Sulis adalah seorang anggota Karang Taruna. Dan dengan mengikuti pelatihan membatik, Mbak Sulis jadi lebih menekuni dunia ini.
Melakukan kegiatan membatik secara manual adalah kegiatannya sehari-hari. Mbak sulis bercerita untuk menyelesaikan satu lembar kain batik dia bisa menghabiskan waktu 5 hari. 3 hari digunakan untuk menggambar dan 2 hari berikutnya akan dia gunakan untuk mencanting. Dengan kerja keras yang dia lakukan cukup dengan uang Rp 175.000,- sampai Rp 250.000,- kita sudah dapat menghargai hasil karyanya dengan memiliki 1 kain batik. “Semua tergantung motif” ucap Mbak Sulis.
Tidak hanya membatik dirumah, Mbak Sulis juga bergabung dengan beberapa UMKM. Beberapa UMKM yang diikutinya ada “Ngudi Rejeki”. UMKM yang memang bergerak di usaha batik. Dan Desa Prima ( Perempuan Indonesia Maju dan Mandiri) yang begerak di beberapa bidang usaha.
Ditemui di acara Ekspo Produk Desa Prima di Demaya Mart 2/12/2021 kemarin. Mbak Sulis yang sedang melakukan demo membatik menceritakan awal mula kisah dia terjun dia dunia membatik. Dengan modal Rp 500.000,- untuk membeli alat batik. Perempuan yang bercita-cita menjadi Bos untuk diri sendiri dan punya pekerjaan yang tidak terikat telah menunjukkannya pada membatik. Dengan tetap menjaga budaya bangsa, Mbak Sulis berharap generasi muda bisa ikut melestarikan batik. Jika tidak membatik, paling tidak sering mengenakannya.
Pada demo membatik, Mbak Sulis dipertemukan dengan asisten Bupati Kulon Progo, Pengurus Demaya Mart, dan beberapa pengusaha di Kabupaten Kulon Progo yang menyambut baik anak muda terjun di dunia batik. Hal ini sangat jarang terjadi. Untuk itu, banyak para tokoh masyarakat yang mengapresiasi Mbak Sulis.
Penulis : Kemiyati Wirono
Editor : Indi