Hargorejo. Sekarang ini, peringatan Hari Ibu yang dirayakan setiap 22 Desember, banyak dilakukan dengan memberikan apresiasi kepada seorang Ibu. Dengan melihat jasa dan pengorbanan seorang ibu dalam merawat keluarganya. Atau perayaan ini dilakukan sebagai bentuk pengungkapan rasa sayang, dan terima kasih kepada Ibu dari anak ataupun suaminya.
Padahal 62 tahun yang lalu, melalui Dekrit Presiden No.315 Tahun 1959. Makna hari Ibu, sungguh lebih dari sekedar kado, kartu ucapan dan rasa terima kasih. Lalu kenapa berubah makna, padahal sungguh peringatan hari Ibu ditujukan untuk mengenang semangat dan perjuangan kaum perempuan Indonesia dalam meningkatkan kualitas bangsa. Perayaan yang juga menjadi cerminan semangat kaum perempuan yang mampu bersatu untuk memajukan negara. Memberikan kemajuan untuk masyarakat di sekitarnya
Peringatan Hari Ibu, berawal dari sebuah kongres perempuan Indonesia yang digelar tanggal 22 Desember 1928 di Yogyakarta dan itu dilakukan untuk merayakan emansipasi perempuan. Secara resmi konggres ini baru diresmikan sepuluh tahun kemudian, yaitu tahun 1938. Dan perempuan Indonesia merayakannya setiap tanggal 22 Desember.
Sungguh sebenarnya sekarang ini di sekitar kita, banyak sekali perempuan, yang bersama-sama ataupun secara pribadi ikut memikirkan, dan memajukan masyarakatnya. Baik di lingkungan tempat tinggal, padukuhan, kalurahan, hingga kaum dan negaranya. Kader Posyandu misalnya. Kader PKK, atau tokoh perempuan yang terus bergerak sesuai dengan bidang, pengetahuan, dan keahlian masing-masing.
Bagaimana Perempuan bisa terus berdaya guna untuk masyarakat dan sekelilingnya. Selamat yaaa. Kalian luar biasa. Tanpa meninggalkan peran dalam keluarga, sebagai pribadi, atau istri. Peringatan Hari Ibu 22 Desember merupakan bukti kebangkitan kaum perempuan dan memiliki keterkaitan erat dengan politik. Dan perempuan telah membuktikan kancahnya serta perannya. Dalam dunia politik, pemerintahan, pembangunan, kesehatan dan segala sisi dimensi kehidupan bernegara dan bermasyarakat. Perempuan ada. Mari kembalikan jiwa peringatan Hari Ibu, dengan tidak meninggalkan peran Ibu dalam keluarga.
Penulis : Kemiyati Wirono
Editor : Indi