Hargorejo, Rabu (13/1/2021). Seperti namanya, ecoprint , nama ini berasal dari kata eco, asal kata ekosistem (alam) dan print yang artinya mencetak. Bagi masyarakat, awam batik jenis ini belum begitu banyak dikenal. Ketika kebanyakan kita hanya mengenal batik tulis atau cetak, batik ecoprint ini dibuat dengan cara mencetak dengan bahan-bahan yang terdapat di alam sekitar seperti daun lanang, daun jati, kenikir, jarak kepyar dan lain sebagianya.
Kelompok Desa Prima Tri Manunggal mulai mengembangkan batik jenis ini. Terlihat beberapa kali dari angggotanya mulai berlatih membuatnya, ada Ibu Trisnawai, atau yang biasa dikenal sebagai Mbak Watik, Mbak Aris dan Mbak Win. Dengan berbekal kain santung dan menyempatkan waktu 3 jam dalam sehari, mereka berlatih mandiri membuat batik ecoprint ini. Bahan yang digunakan berupa dedaunan, bunga, batang bahkan ranting. Dan seperti yang kita tahu, batik ini tanpa bahan sintetis atau kimia. Karena itulah batik ini sangat ramah lingkungan sehingga tidak menimbulkan pencemaran air, tanah atau udara.
Mbak Watik menceritakan proses pembuatan batik ecoprint ini tidak membutuhkan waktu yang lama. Setelah kain di design, kain akan direbus selama 2 jam. Setelah direbus semalaman, kain baru dibuka dan diangin-anginkan pada pagi harinya. Begitu banyak kelebihan dari ecoprint ini. Selain pembuatan mudah, cepat ramah lingkungan, motif batik ecoprint juga tidak banyak dipasaran. (wir)