You must have JavaScript enabled in order to use this theme. Please enable JavaScript and then reload this page in order to continue.
Loading...
Logo Kalurahan HARGOREJO
Kalurahan HARGOREJO

Kap. KOKAP, Kab. KULON PROGO, Provinsi DI Yogyakarta

PEMERINTAH KALURAHAN HARGOREJO I SOSIAL MEDIA : Instagram @kalurahan_hargorejo I Twitter @pemkalhargorejo I Youtube : Kalurahan Hargorejo

Daring Tradisi Ngabuburit Seiring Adanya Pandemi

Administrator 07 Mei 2020 Dibaca 443 Kali

Hargorejo (7/5/20) Salah satu tradisi yang senantiasa menyemarakkan bulan Ramadhan adalah ngabuburit. Ngabuburit merupakan kegiatan menunggu waktu berbuka puasa. Asal mula kata ngabuburit berasal dari bahasa Sunda "burit" yang artinya waktu menjelang sore. Secara keseluruhan, ngabuburit merupakan singkatan dari "ngalantung ngadagoan burit" yang berarti bersantai-santai menunggu waktu sore. Di Sunda sendiri, ngabuburit tidak hanya dilakukan pada bulan puasa saja, akan tetapi setiap hari pada waktu menjelang sore.


Pada awalnya, kegiatan ngabuburit diisi dengan berbagai kegiatan religius seperti pesantren kilat. Namun seiring berkembangnya zaman, kegiatan ngabuburit diisi dengan beragam aktifitas. Di kalangan mahasiswa, kegiatan ngabuburit biasa diisi dengan kajian-kajian dan siraman rohani. Sedangkan masyarakat pada umumnya lebih banyak mengisi waktu menjelang berbuka dengan wisata kuliner dan kumpul-kumpul sahabat. Bahkan di beberapa daerah terdapat tradisi ngabuburit yang unik. Di Majalengka misalnya, pada waktu sore hari diisi dengan menerbangkan layangan hias. Sedangkan di Madiun, ngabuburit diisi dengan menonton kereta api. Banyak orang tua yang mengajak anaknya menonton kereta api yang melintas di sepanjang rel kereta api Madiun.

Ramadhan tahun ini tentunya sangat berbeda menyikapi wabah corona yang belum kunjung berakhir. Tradisi ngabuburit yang dijalankan secara beramai-ramai mulai dibatasi untuk menekan laju penyebaran virus corona. Tidak hilang akal, banyak mahasiswa yang mengisi waktu menjelang berbuka dilakukan dalam jaringan (Daring) dengan kajian-kajian atau debat online. Tak kalah inspiratif, di kalangan pesantren yang santrinya sudah mulai diliburkan dan dipulangkan pun masih bisa mengaji secara online. Sepertinya, wabah yang sedang melanda justru mengajarkan kita banyak pelajaran berharga yang belum terfikirkan oleh kita sebelumnya. Kita dituntut untuk menciptakan kegiatan-kegiatan positif dalam segala keterbatasan yang sedang kita alami.(Afa)

 

Beri Komentar
Komentar baru terbit setelah disetujui oleh admin
CAPTCHA Image

APBDes 2024 Pelaksanaan

Pendapatan
Rp3,421,894,699 Rp3,428,029,699
99.82%
Belanja
Rp3,512,806,699 Rp3,556,005,689
98.79%
Pembiayaan
Rp127,976,678 Rp127,977,366
100%

APBDes 2024 Pendapatan

Hasil Usaha Desa
Rp13,600,000 Rp13,600,000
100%
Hasil Aset Desa
Rp107,710,000 Rp107,710,000
100%
Dana Desa
Rp1,694,238,000 Rp1,700,373,000
99.64%
Bagi Hasil Pajak Dan Retribusi
Rp171,785,308 Rp171,785,308
100%
Alokasi Dana Desa
Rp1,087,739,991 Rp1,087,739,991
100%
Bantuan Keuangan Provinsi
Rp225,000,000 Rp225,000,000
100%
Penerimaan Dari Hasil Kerjasama Antar Desa
Rp55,621,400 Rp55,621,400
100%
Penerimaan Bantuan Dari Perusahaan Yang Berlokasi Di Desa
Rp60,000,000 Rp60,000,000
100%
Bunga Bank
Rp5,000,000 Rp5,000,000
100%
Lain-lain Pendapatan Desa Yang Sah
Rp1,200,000 Rp1,200,000
100%

APBDes 2024 Pembelanjaan

Bidang Penyelenggaran Pemerintahan Desa
Rp1,589,974,340 Rp1,629,109,212
97.6%
Bidang Pelaksanaan Pembangunan Desa
Rp1,092,790,000 Rp1,146,097,200
95.35%
Bidang Pembinaan Kemasyarakatan
Rp410,387,159 Rp404,080,277
101.56%
Bidang Pemberdayaan Masyarakat
Rp233,545,800 Rp254,660,700
91.71%
Bidang Penanggulangan Bencana, Darurat Dan Mendesak Desa
Rp186,109,400 Rp122,058,300
152.48%