Pepaya jepang atau tumbuhan yang bernama Latin Cnidoscolus chayamansa merupakan tanaman yang tumbuh subur terutama di Indonesia. Masyarakat di Indonesia menanam tumbuhan ini untuk dijadikan tanaman sayur. Bagian daun dari tanaman ini sering diolah menjadi sayur lodeh atau dijadikan sebagai lalapan.
Faktanya, tanaman pepaya Jepang berasal dari Semenanjung Yukatan di Meksiko, Amerika Tengah. Di sana, tanaman ini dikenal dengan nama "chaya". Tanaman ini sudah dikonsumsi sejak zaman pra-Columbus dan mulai masuk ke Indonesia pada tahun 1998. Hingga saat ini, belum ada riset yg membuktikan kalau pepaya jepang berhubungan dengan Jepang.
Sempat beredar kabar di masyarakat bahwa tanaman ini mengandung racun yang bisa menyebabkan kangker. Banyak tanaman pepaya jepang yang dimusnahkan karena dianggap berbahaya bagi kesehatan. Daun ini mengandung senyawa sianogen glikosida yang dapat melepaskan racun hidrogen sianida atau yang biasa disingkat HCN. Efek keracunan HCN antara lain: pusing, nafas cepat, mual, muntah, sesak nafas, gelisah dan cemas. Keracunan HCN dalam jumlah besar bisa mengakibatkan pingsan, koma, kejang otot, pupil mata tidak bergerak dan melebar, bahkan kematian. Keracunan tersebut akan terjadi bila HCN dikonsumsi dalam dosis tertentu. Pada daun pepaya jepang, kita tidak boleh mengkonsumsinya secara langsung dalam jumlah banyak. Untuk menetralkan kandungan HCN yang terdapat di dalamnya, kita bisa merebusnya terlebih dahulu selama 15-20 menit.
Jadi, sudah jelas bahwa daun pepaya jepang tidak ada hubungannya dengan penyebab kangker. Justru tanaman ini mengandung segudang manfaat bagi tubuh kita, antara lain : penambah darah dan pencegah anemia, meningkatkan kekuatan otot, memperkuat kesehatan tulang, memperkuat daya tahan tubuh, melancarkan pencernaan dan melindungi kesehatan mata. Dengan teknik pengolahan yang tepat, tanaman ini bisa menjadi pilihan sayur alternatif di tengah pandemi, karena pengembang biakannya yang tergolong mudah. Cukup dengan memotong dahan tanaman dan ditancapkan di media tanam, tanaman ini akan tumbuh subur, bahkan di musim kemarau sekalipun. (Afa)
"Sy sdh lama mengkonsumsi sayuran ini dan tdk percaya sbg penyebab kanker, shg sampai skrg msh sering kami masak dlm bentu bobor, gulai atau oseng2. Sekali lagi terima kasih pencerahannya, bhw sayuran ini aman dan bermanfaat utk kesehatan lbh baik.