Pernahkah terlintas dalam benak kita betapa penatnya bumi ini akibat ulah manusia? Asap kendaraan bermotor, pembuangan zat berbahaya dari berbagai industri, kebakaran hutan, dan masih banyak lainnya. Pencemaran darat, air dan udara tiada henti, bahkan bertambah setiap tahunnya.
"Dunia makin menyadari betapa pencemaran udara merupakan penyebab kematian dini yang makin berbahaya. Studi paling mutakhir menemukan bahwa polusi udara membunuh 9 juta orang per tahun, termasuk 800.000 orang di Eropa. Polusi udara dapat mengurangi usia harapan hidup rata-rata sebanyak dua tahun," ujar Jalal dari Thamrin School of Climate Change and Sustainability, yang tergabung dalam anggota Gerakan IBUKOTA. (www.greenpeace.org)
Ketika virus Corona datang dan menjadi pandemi yang menyebabkan sebagian besar umat manusia di berbagai belahan dunia mengkarantina diri, bumi kita bisa sedikit "bernafas".
Jalanan mulai lengang sehingga polusi udara yang diakibatkan oleh asap kendaraan bermotor mulai berkurang. Bahkan di beberapa negara di Eropa dan China, perubahan kualitas udara nampak jelas terlihat efek karantina akibat virus Corona. Tak hanya kualitas udara, lapisan Ozon yang berfungsi melindungi bumi dari sinar Ultra Violet pun berangsur angsur membaik.
Jadi, karantina mandiri yang kita lakukan tidak hanya melindungi diri dari virus Corona, akan tetapi secara tidak langsung memberikan kontribusi terhadap berkurangnya polusi udara di bumi. Sayangi bumi kita, sayangi anak cucu kita dengan mewariskan kepada mereka udara yang bersih. (Afa)
Sumber foto : Inet