You must have JavaScript enabled in order to use this theme. Please enable JavaScript and then reload this page in order to continue.
Loading...
Logo Kalurahan HARGOREJO
Kalurahan HARGOREJO

Kap. KOKAP, Kab. KULON PROGO, Provinsi DI Yogyakarta

PEMERINTAH KALURAHAN HARGOREJO I SOSIAL MEDIA : Instagram @kalurahan_hargorejo I Twitter @pemkalhargorejo I Youtube : Kalurahan Hargorejo

COVID-19 Ditengarai Melemah, Kenapa Masa Inkubasi Semakin Panjang?

Administrator 06 Maret 2020 Dibaca 416 Kali

KBR, Warita Desa - Sekretaris Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian kesehatan Achmad Yurianto menyebut saat ini tingkat penyebaran penyakit virus corona (COVID-19) memang meluas, namun tingkat keganasan virus menurun.

Bahkan, banyak orang terkena COVID-19 namun tidak mengalami gejala apapun saat kondisi tubuhnya baik. Ketika kondisi tubuh menurun barulah terlihat gejala demam dan batuk.

Karena itulah, menurut Yuri, masa inkubasi atau observasi menjadi lebih panjang.

“Sekarang kecenderungannya adalah virusnya ada, tetapi tidak mampu berkembang biak dengan cepat di dalam tubuh. Ada, tetapi sedikit. Nah kondisi ini kita tengarai kemungkinan yang paling besar adalah, daya tahan tubuh yang bagus. Yang kedua, memang virusnya sudah menjadi semakin lemah. Inilah yang kemudian bisa menjelaskan kenapa kok, kemudian inkubasinya tidak lagi 14 hari. Kita menyepakati secara global, sebaiknya observasi yang dilakukan terhadap orang yang diduga atau pasien dalam pengawasan (PDP) sebaiknya dilakukan 2 kali 14 hari,” ujar Yuri, di Kantor Sekretariat Presiden, Jakarta, Kamis (5/3/2020).

Menurut Yuri, penampakan gejala COVID-19 sampai saat ini cenderung menurun dan tidak lagi ditandai dengan demam tinggi, batuk ataupun sesak nafas.

Kebanyakan kasus yang dicurigai atau suspek virus corona tidak mengalami gejala apapun, atau asymthomatis.

Menurut Yuri, asymtomatis bisa terjadi pada orang-orang dengan daya tahan tubuh baik. Sehingga virus yang ada dalam tubuh tidak bisa berkembang.

Saat virus tidak berkembang karena daya tahan tubuh seimbang, maka tidak akan ada timbul gejala-gejala umum pada penderita.

Namun jika daya tahan imun menurun maka virus akan langsung berkembang menimbulkan batuk berdahak, yang kemudian menimbulkan panas dan mengakibatkan peunomonia.

Inilah yang mendasari penambahan masa inkubasi menjadi 2 kali 14 hari atau 28 hari. Seperti yang dilakukan pada Anak Buah Kapal Diamon Princess dan World Dream.

Para awak menjalani karantina selama 14 hari di dalam kapal, kemudian melanjutkan 14 hari karantina lagi di pulau Sebaru.

Dari pemantauan itulah bisa dilihat apakah ada gejala serangan virus muncul atau tidak.

 
Author

Dwi Reinjani



Editor: Agus Luqman

 

Beri Komentar
Komentar baru terbit setelah disetujui oleh admin
CAPTCHA Image

APBDes 2024 Pelaksanaan

Pendapatan
Rp3,421,894,699 Rp3,428,029,699
99.82%
Belanja
Rp3,512,806,699 Rp3,556,005,689
98.79%
Pembiayaan
Rp127,976,678 Rp127,977,366
100%

APBDes 2024 Pendapatan

Hasil Usaha Desa
Rp13,600,000 Rp13,600,000
100%
Hasil Aset Desa
Rp107,710,000 Rp107,710,000
100%
Dana Desa
Rp1,694,238,000 Rp1,700,373,000
99.64%
Bagi Hasil Pajak Dan Retribusi
Rp171,785,308 Rp171,785,308
100%
Alokasi Dana Desa
Rp1,087,739,991 Rp1,087,739,991
100%
Bantuan Keuangan Provinsi
Rp225,000,000 Rp225,000,000
100%
Penerimaan Dari Hasil Kerjasama Antar Desa
Rp55,621,400 Rp55,621,400
100%
Penerimaan Bantuan Dari Perusahaan Yang Berlokasi Di Desa
Rp60,000,000 Rp60,000,000
100%
Bunga Bank
Rp5,000,000 Rp5,000,000
100%
Lain-lain Pendapatan Desa Yang Sah
Rp1,200,000 Rp1,200,000
100%

APBDes 2024 Pembelanjaan

Bidang Penyelenggaran Pemerintahan Desa
Rp1,589,974,340 Rp1,629,109,212
97.6%
Bidang Pelaksanaan Pembangunan Desa
Rp1,092,790,000 Rp1,146,097,200
95.35%
Bidang Pembinaan Kemasyarakatan
Rp410,387,159 Rp404,080,277
101.56%
Bidang Pemberdayaan Masyarakat
Rp233,545,800 Rp254,660,700
91.71%
Bidang Penanggulangan Bencana, Darurat Dan Mendesak Desa
Rp186,109,400 Rp122,058,300
152.48%