You must have JavaScript enabled in order to use this theme. Please enable JavaScript and then reload this page in order to continue.
Loading...
Logo Kalurahan HARGOREJO
Kalurahan HARGOREJO

Kap. KOKAP, Kab. KULON PROGO, Provinsi DI Yogyakarta

PEMERINTAH KALURAHAN HARGOREJO

Celengan dari masa ke masa

Administrator 06 Maret 2020 Dibaca 423 Kali

Ada tidak di antara kita yang di zaman modern ini masih memiliki celengan (tempat menabung), entah yang terbuat dari plastik atau tanah liat (lempung)?. Waktu kecil tentu kita sudah diajarkan orang tua untuk membeli celengan dan menyisihkan sisa uang saku di celengan, entah 100 perak atau 500 perak yang penting masuk ke dalam celengan. Ada perasaan bahagia dan bangga ketika celengan kita semakin berat, berat karena isi di dalamnya kebanyakan koin, Waktu itu saya (penulis) baru kelas 2 SD sedang ingin membeli sepeda " Jengki", tetapi saya takut untuk meminta uang kepada orang tua, karena saking pinginnya  alhasil saya memecahkan celengan say yang terbuat dari lempung,ada perasaan berat kala itu jika celengan harus dibuka/dipecahkan, terkadang kalau ada keperluan untuk membeli alat tulis saya juga mengorek-ngorek isinya dari lubang di atas dan mendapatkan beberapa koin, lumayan.

Bagi sebagian orang, ada yang menganggap menabung di celengan itu hal yang kuno.Kesederhanaan celengan lempung adalah bentuk dan catnya. Hal yang mungkin tidak di dapatkan pada celengan kaleng atau plastik. Tangan-tangan pembuat celengan lempung adalah tangan yang special, membentuk detail paruh si ayam atau membentuk tubuh  dan mengecat bagian tersebut dengan telaten dan sabar, hingga mengeringkannya di bawah terik matahari . Alat- alat tradisional yang mungkin masih digunakkan turun-temurun semakin menguatkan bahwa celengan lempung adalah simbol kesederhanaan. Dia (celengan) tidak akan pernah mengenakan biaya administrasi kepada kita bahkan ia rela menyerahkan “tubuhnya” dihancurkan untuk kemudian diambil isinya. Terakhir, percaya atau tidak kesederhanaan sebuah celengan dapat memberikan kita semacam sugesti agar kita giat mengisinya karena dengan cara itulah, sebuah celengan merasa ia diperhatikan dan dirawat.

Kebiasaan "nyelengi" ini saya tanamkan kepada kedua anak saya, sampai sekarang anak-anak saya masih suka mengumpulkan koin untuk dimasukkan ke dalam celengan. Mudah-mudahan kebiasaan ini terbawa sampai remaja hingga dewasa. (Yli)

 Gambar: dari berbagai sumber

Beri Komentar
Komentar baru terbit setelah disetujui oleh admin
CAPTCHA Image