Senin (20/01/2020) Gotong royong merupakan suatu bentuk sikap yang saling tolong menolong yang berlaku di daerah pedesaan di Indonesia, tidak terkecuali di dusun Sindon Desa Hargorejo. Gotong royong yang kita ketahui sebagai bentuk kerja sama antar individu atau antar kelompok membentuk status norma saling percaya untuk melakukan kerjasama dalam menangani permasalahan yang menjadi kepentingan bersama. Bentuk kerjasama gotong royong ini merupakan salah satu bentuk solidaritas sosial. Dimana hal ini untuk era sekarang sudah bnayk yang luntur karena keogisan.
Guna memelihara nilai-nilai solidaritas sosial dan partisipasi masyarakat secara sukarela dalam pembangunan di era sekarang ini, banyak cara ditumbuhkan dari interaksi sosial yang berlangsung karena ikatan kultural Sehingga memunculkan kebersamaan di dimana rasa saling peduli, memliki, dan butuh menjadi hal yang penting untuk dikedepankan.
Manusia sebagai makluk sosial dan makluk berbudaya, cenderung hidup berkelompok-kelompok. Terdapat aneka ragam kelompok yang beradaptasi dengan lingkungan, dengan segala kemampuan untuk menghadapi tantangan hidup. Terjadinya kelompok ini karena untuk menghadapi tantangan hidup tidak mungkin perorangan.
Kata gotong royong sendiri berasal dari Bahasa Jawa, gotong adalah memikul dan royong maknanya secara bersama-sama. Sehingga gotong royong ini dapat diartikan dengan bekerjasama dalam menyelesaikan suatu kegiatan tertentu yang menyangkut kegiatan bersama (Bambang Suwondo, 1981:1). Gotong royong merupakan peninggalan nenek moyang yang mengutamakan semangat kebersamaan, rasa mencintai, rasa kesatuan, rasa toleransi dan untuk membangun.
Dari pengumpulkan dana hampir sekitar kurang lebih 15 juta rupiah warga RT 104,105,103 pedukuhan Sindon mengerjakan bangket dan pengecoran jalan ke makam Sindu ini dalam waktu seminggu. Pembangunan Bnagket tersebut sepanjang 12 meter dan tinggi 3 meter. Dana tersebut merupakan dana kas makan dan juga donatur dari ahli waris. Makam Sindu sendiri menurut juru kunci makam Tomo Gamut disana juga dimakamkan seorang leluhuir dari dusun Sindon yaitu Mbah Sindu.
“ danapembungan kami gunakan dari kas dan donatur, sementara untuk konsumsi kami semua berswadaya “ kata Mbah Tomo Gamut Ketua Panitia pembangunan sekaligus juru kunci makam Sindu. (WIR)
Sumber : Ahmad Safrudin, Marsono