You must have JavaScript enabled in order to use this theme. Please enable JavaScript and then reload this page in order to continue.
Loading...
Logo Kalurahan HARGOREJO
Kalurahan HARGOREJO

Kap. KOKAP, Kab. KULON PROGO, Provinsi DI Yogyakarta

PEMERINTAH KALURAHAN HARGOREJO I SOSIAL MEDIA : Instagram @kalurahan_hargorejo I Twitter @pemkalhargorejo I Youtube : Kalurahan Hargorejo

BPS: Lahan Pertanian Menyusut karena Sawit dan Real Estate

Administrator 04 Desember 2019 Dibaca 402 Kali

KBR, - Luas lahan pertanian Indonesia terus menyusut. Demikian disampaikan Badan Pusat Statistik (BPS) dalam laporan Indikator Kesejahteraan Rakyat 2019 yang dirilis Kamis (28/11/2019).

"Pada tahun 2012 luas lahan sawah mencapai 8.127.264 hektare dan terus menurun hingga mencapai 8.087.393 hektar," jelas BPS.

"Semakin menurunnya luas area persawahan akan berpengaruh terhadap menurunnya luas panen, sehingga berdampak terhadap menurunnya produksi pertanian. Apabila hal tersebut terus dibiarkan, akan berdampak pada ketahanan pangan di wilayah tersebut," lanjut BPS.

Menurut BPS, penyusutan lahan pertanian terjadi di wilayah barat sampai timur Indonesia, yakni:

  • Aceh
  • Sumatera Utara
  • Sumatera Barat
  • Riau
  • Jambi
  • Kepulauan Riau
  • Jakarta
  • Yogyakarta
  • Jawa Timur
  • Bali
  • Kalimantan Tengah
  • Maluku

Proyek Sawit dan Real Estate

BPS menyebut penyusutan lahan pertanian banyak terjadi karena proyek perkebunan kelapa sawit dan pembangunan permukiman.

"Provinsi Kalimantan Timur misalnya, penyusutan areal persawahan terus terjadi setiap tahun karena beralih fungsinya lahan pertanian menjadi perkebunan kelapa sawit," jelas BPS.

"Di Provinsi Maluku penyusutan areal persawahan semakin meningkat sebagai efek dari pembangunan real estate yang terus digencarkan. Padahal, dalam waktu yang bersamaan pemerintah tengah mengejar target swasembada pangan," jelas BPS lagi.

Mentan Syahrul Yakin Tahun Depan Surplus

Meski lahan pertanian menyusut, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menyebut cadangan pangan nasional masih cukup sampai tahun depan.

"Sisa cadangan yang sudah ada insya Allah bisa memberi daya tahan. Cadangan pangan kita masih cukup hingga panen mendatang," kata Mentan Syahrul, seperti dilansir Antara, Selasa (26/11/2019).

Ia juga optimis pertanian nasional bisa surplus pada tahun 2020 mendatang.

"Untuk pertanian itu sangat tergantung kondisi cuaca, hama, bahkan bencana. Kita tidak tahu bagaimana nanti. Tapi kalau analitik teknokratik yang kita miliki, kita pakai untuk melihat perkembangan, diyakini kita bisa yakin akan surplus," katanya.

Author

Adi Ahdiat

 

Editor: Ardhi Rosyadi

Beri Komentar
Komentar baru terbit setelah disetujui oleh admin
CAPTCHA Image

APBDes 2024 Pelaksanaan

Pendapatan
Rp3,421,894,699 Rp3,428,029,699
99.82%
Belanja
Rp3,512,806,699 Rp3,556,005,689
98.79%
Pembiayaan
Rp127,976,678 Rp127,977,366
100%

APBDes 2024 Pendapatan

Hasil Usaha Desa
Rp13,600,000 Rp13,600,000
100%
Hasil Aset Desa
Rp107,710,000 Rp107,710,000
100%
Dana Desa
Rp1,694,238,000 Rp1,700,373,000
99.64%
Bagi Hasil Pajak Dan Retribusi
Rp171,785,308 Rp171,785,308
100%
Alokasi Dana Desa
Rp1,087,739,991 Rp1,087,739,991
100%
Bantuan Keuangan Provinsi
Rp225,000,000 Rp225,000,000
100%
Penerimaan Dari Hasil Kerjasama Antar Desa
Rp55,621,400 Rp55,621,400
100%
Penerimaan Bantuan Dari Perusahaan Yang Berlokasi Di Desa
Rp60,000,000 Rp60,000,000
100%
Bunga Bank
Rp5,000,000 Rp5,000,000
100%
Lain-lain Pendapatan Desa Yang Sah
Rp1,200,000 Rp1,200,000
100%

APBDes 2024 Pembelanjaan

Bidang Penyelenggaran Pemerintahan Desa
Rp1,589,974,340 Rp1,629,109,212
97.6%
Bidang Pelaksanaan Pembangunan Desa
Rp1,092,790,000 Rp1,146,097,200
95.35%
Bidang Pembinaan Kemasyarakatan
Rp410,387,159 Rp404,080,277
101.56%
Bidang Pemberdayaan Masyarakat
Rp233,545,800 Rp254,660,700
91.71%
Bidang Penanggulangan Bencana, Darurat Dan Mendesak Desa
Rp186,109,400 Rp122,058,300
152.48%