You must have JavaScript enabled in order to use this theme. Please enable JavaScript and then reload this page in order to continue.
Loading...
Logo Kalurahan HARGOREJO
Kalurahan HARGOREJO

Kap. KOKAP, Kab. KULON PROGO, Provinsi DI Yogyakarta

PEMERINTAH KALURAHAN HARGOREJO I SOSIAL MEDIA : Instagram @kalurahan_hargorejo I Twitter @pemkalhargorejo I Youtube : Kalurahan Hargorejo

Tahun 2019, Mayoritas Pelaku Usaha Belum Nyaman Jualan Online

Administrator 23 Desember 2019 Dibaca 377 Kali

BR, Jakarta - Pemerintah berambisi menjadikan Indonesia sebagai negara ekonomi digital terbesar se-Asia Tenggara tahun 2020.

Namun, sampai penghujung tahun 2019, mayoritas pelaku usaha merasa belum nyaman melakukan perdagangan lewat internet atau e-commerce.

Persepsi pelaku usaha itu tercatat dalam laporan Statistik E-Commerce 2019 yang dirilis Badan Pusat Statistik, Rabu (18/12/2019).

"Dari seluruh usaha yang dilakukan pendataan, hanya 15 persen yang merupakan usaha e-commerce. Hal ini menunjukkan bahwa usaha yang dilakukan melalui internet di Indonesia masih tergolong rendah," tulis BPS dalam laporannya.

Menurut survei BPS, ada sejumlah alasan yang membuat pelaku usaha tidak melakukan e-commerce.

"Alasan terbanyak usaha tidak melakukan e-commerce karena lebih nyaman berjualan secara langsung (offline) yaitu sebanyak 70,89 persen," jelas BPS.

"Alasan terbanyak kedua adalah tidak tertarik berjualan online sebanyak 42,52 persen."

"Dan alasan terbanyak ketiga usaha tidak melakukan e-commerce adalah kurangnya pengetahuan atau keahlian dalam e-commerce yaitu sebanyak 21,78 persen," ungkap BPS.

Banyak E-Commerce Baru di Sulbar dan Papua

Meski aktivitas e-commerce di skala nasional masih rendah, namun ada beberapa provinsi yang mencatatkan pertumbuhan cukup tinggi tahun ini.

Menurut data BPS, persentase 'kelahiran' usaha e-commerce pada 2019 paling banyak terjadi di Sulawesi Barat (Sulbar) dan Papua, yakni di kisaran 44-45 persen.

Sedangkan persentase kemunculan e-commerce baru terendah ada di Kepulauan Riau, Nusa Tenggara Barat, dan Gorontalo, yakni sekitar 14-15 persen.

Meski tingkat pertumbuhannya berbeda-beda, jenis usaha e-commerce di seluruh Indonesia mayoritas sama. Mereka paling banyak bergerak di bidang perdagangan reparasi dan perawatan kendaraan bermotor.

Simak: http://hargorejo-kulonprogo.desa.id/index.php/first/artikel/558

Author

Adi Ahdiat

Editor: Ardhi Rosyadi

Beri Komentar
Komentar baru terbit setelah disetujui oleh admin
CAPTCHA Image

APBDes 2024 Pelaksanaan

Pendapatan
Rp3,421,894,699 Rp3,428,029,699
99.82%
Belanja
Rp3,512,806,699 Rp3,556,005,689
98.79%
Pembiayaan
Rp127,976,678 Rp127,977,366
100%

APBDes 2024 Pendapatan

Hasil Usaha Desa
Rp13,600,000 Rp13,600,000
100%
Hasil Aset Desa
Rp107,710,000 Rp107,710,000
100%
Dana Desa
Rp1,694,238,000 Rp1,700,373,000
99.64%
Bagi Hasil Pajak Dan Retribusi
Rp171,785,308 Rp171,785,308
100%
Alokasi Dana Desa
Rp1,087,739,991 Rp1,087,739,991
100%
Bantuan Keuangan Provinsi
Rp225,000,000 Rp225,000,000
100%
Penerimaan Dari Hasil Kerjasama Antar Desa
Rp55,621,400 Rp55,621,400
100%
Penerimaan Bantuan Dari Perusahaan Yang Berlokasi Di Desa
Rp60,000,000 Rp60,000,000
100%
Bunga Bank
Rp5,000,000 Rp5,000,000
100%
Lain-lain Pendapatan Desa Yang Sah
Rp1,200,000 Rp1,200,000
100%

APBDes 2024 Pembelanjaan

Bidang Penyelenggaran Pemerintahan Desa
Rp1,589,974,340 Rp1,629,109,212
97.6%
Bidang Pelaksanaan Pembangunan Desa
Rp1,092,790,000 Rp1,146,097,200
95.35%
Bidang Pembinaan Kemasyarakatan
Rp410,387,159 Rp404,080,277
101.56%
Bidang Pemberdayaan Masyarakat
Rp233,545,800 Rp254,660,700
91.71%
Bidang Penanggulangan Bencana, Darurat Dan Mendesak Desa
Rp186,109,400 Rp122,058,300
152.48%