Tradisi "Tilik" pada rukun warga dan tetangga yang telah mengakar dahulu masih berlangsung hingga saat ini. Hubungan sosial yang telah dibangun masyarakat sejak lama menandakan bahwa sistem kekerabatan masih kental dan kepedulian terhadap sesama masih sangat tinggi.

Warga Padukuhan Anjir salah satunya. "Tilik" menjadi aktivitas yang masih secara aktif dilaksanakan. Tradisi ini dilakukan tidak terbatas untuk orang meninggal, menikah, sunatan, atau lahiran, melainkan juga orang yang sedang terkena musibah maupun sakit. "Tilik" dilakukan bukan hanya 1-2 orang saja, melainkan secara kelompok mencapai 30-40 orang. Kebersamaan tersebut mempertimbangkan jarak untuk penggunaan transportasinya. Apabila masih berada di lingkungan yang dekat, maka biasanya hanya dengan berjalan kaki atau motor. Namun, apabila jaraknya cukup jauh, menggunakan mode transportasi sewa kendaraan roda empat.

Meskipun interaksi tatap muka sempat terhenti akibat pandemi Covid 19, kebersamaan warga untuk peduli dengan sesama masih berlangsung, yaitu dengan melakukan iuran nominal tertentu untuk mengirimkan bahan makanan dan obat-obatan bagi warga yang sedang menjalani isolasi mandiri.

Saat ini, aktivitas tatap muka sudah mulai kembali berjalan normal, sehingga tradisi "Tilik" dapat kembali diaktifkan. Isnaini Lutfi selaku Ketua 2 Karang Taruna mengatakan, "Kegiatan Tilik sangat bermanfaat untuk menjalin kerukunan antar warga. Dengan ini, keluarga yang sedang mendapat musibah atau sakit dapat memperoleh dukungan moril maupun materiil untuk meringankan beban. Semoga banyak warga dan generasi muda yang sadar akan pentingnya tradisi "Tilik" dan tidak hilang sampai anak cucu kita nanti.''

Penulis : Annisa Istika