Kapanewon Kokap, Kabupaten Kulon Progo

Membahas bulan Ramadhan yang penuh berkah ini seakan-akan tidak ada habisnya. Kita bisa melihat dari berbagai sisi dan perspektif yang berbeda. Kali ini penulis akan membahas bulan Ramadhan ini dengan melihat dari perspektif kesetaraan dalam membangun relasi. Sebisa mungkin penulis akan mendekatkan dengan keseharian agar relate dengan para pembaca.
Penulis yakin sebagian besar dari pembaca sudah sering sekali mendengar kata-kata kesetaraan. Entah itu mendengar di pertemuan-pertemuan yang diadakan oleh Kalurahan atau instansi lain atau mendengar dari berbagai kajian yang dilakukan di lingkungannya. Kita selalu mengatakan bahwa setiap orang itu harus setara tetapi apakah kita benar-benar paham dengan apa yang dimaksud dengan kata setara? Apakah kita juga sudah mengimplemetasikan itu dalam kehidupan sehari-hari kita ? Pertanyaan pemantik itu menjadi refleksi kita bersama.
Kata kesetaraan berasal dari kata setara atau sederajat. Menurut KBBI setara diartikan sebagai sejajar, sama tinggi, sebanding, sepadan dan seimbang. Dari pengertian tersebut maka kita bisa melihat lebih dalam makna dari kesetaraan. Kalau dilihat dari kacamata kesetaraan dalam membangun relasi maka antara laki-laki dan perempuan memiliki hak dan kedudukan yang sama. Tidak ada yang lebih dominan atau mendominasi pihak lainnya.
Kalau kita coba menariknya ke kehidupan kita sehari-hari dalam sebuah keluarga. Saat ini masih banyak keluarga yang melanggengkan budaya patriarkhi. Budaya yang menempatkan laki-laki sebagai otoritas utama dalam sistem sosial kita. Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa budaya tersebut sudah mengakar dan turun temurun dari nenek moyang kita dahulu. Akan tetapi bukan hal yang mustahil bagi kita untuk merubah hal tersebut minimal dimulai dari diri sendiri.
Kita bisa memulai dengan menempatkan pasangan kita sebagai partner yang berjalan berdampingan. Menempatkan mereka setara dengan kita. Ada pembagian peran yang adil sehingga tidak ada beban ganda di salah satu pihak. Dibulan Ramadhan ini kita bisa memulai dari hal kecil terlebih dahulu.
Kita bisa melihat saat bulan Ramadhan perempuan mengalami beban yang lebih banyak untuk menyiapkan segala kebutuhan keluarganya. Perempuan yang selalu didomestifiksi untuk pekerjaan dapur. Sebagai contoh saat berbuka ataupun sahur Sebagian besar laki-laki hanya menunggu di ruang makan sambil menonton televisi saja. Padahal peran ini bisa saling bekerja sama. seharunya ada pembagian peran, misalkan laki-laki mempersiapkan tempat untuk buka bersama sedangkan perempuan menyiapkan yang lainnya. Bisa juga laki-laki mengambil tugas yang lain untuk meringankan beban kerja perempuan atau pasangannya.
Kita semua tahu bahwa di ulan Ramadhan pekerjaan sekecil apapun akan mendapatkan ganjaran yang berlipat. Alangkah baiknya dibulan penuh berkah ini kita manfaatkan untuk saling berbagi peran bersama dengan pasangan. Tidak perlu superioritas dan maskulinitas yang harus ditunjukkan. Tidak perlu ada lagi ketidaksetaraan dalam membangun sebuah relasi. Saat kita memutuskan untuk menjalin hubungan dengan pasangan kita, maka kita juga harus bertanggung jawab atas keputusan tersebut.
Mungkin pembahasan kita masih terlalu dangkal untuk mengupas arti kata kesetaraan. Menurut hemat penulis, setidaknya kita bisa memahami sedikit tentang kesetaraan yang bisa kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. (Rully)
14 April 2020
129.422 Kali
30 September 2019
73.418 Kali
24 Februari 2023
68.842 Kali
06 Mei 2020
67.614 Kali
04 Mei 2020
66.275 Kali
23 Agustus 2022
64.460 Kali
07 Maret 2022
42.706 Kali
Kokap - Kulon Progo
Surat Keterangan Domisili
Surat Pengantar SKCK
Surat Keterangan Usaha
Surat Keterangan Kelahiran
Surat Keterangan Kematian
Dan Lain-lainnya
Hubungi Perangkat Kalurahan untuk mendapatkan PIN anda...
Laki-laki
Perempuan
BELUM MENGISI
TOTAL
© Kalurahan Hargorejo - OpenSID 2512.0.1-premium