Tyto alba adalah spesies dari burung hantu yang keberadaannya mulai jarang ditemui di alam. Tyto alba ini merupakan predator alami bagi tikus sawah, burung emprit, dan jenis hama lainnya yang banyak mengganggu produksi padi dan tanaman komoditas sawah. Oleh karena itu, tidak heran bahwa Pemerintah Kalurahan Hargorejo melalui Dana Desa APBKal tahun 2023 menganggarkan pengadaan Tyto alba untuk dilepasliarkan di bulak sawah Ngulakan-Kriyan yang merupakan dua padukuhan yang memiliki komoditas pertanian berupa padi.
Tyto alba ini sudah dikarantina terlebih dahulu selama 10 hari di sekretariat kelompok tani Aneka Karya Padukuhan Ngulakan, agar merasa betah di lingkungan Hargorejo sebelum dilepasliarkan. Pagi ini, Jum’at (01/09/2023) bertempat di Gubuk Tani bulak sawah Ngulakan, 4 pasang Tyto alba dimasukkan terlebih dahulu ke dalam rubuha (rumah burung hantu) untuk kemudian pada sore atau malam hari dibuka agar mencari makan secara alami.
Dalam sambutannya pada acara prosesi pelepasliaran, Lurah Hargorejo, Bhekti Murdayanto, S.E. menyampaikan ucapan terima kasih pada semua pihak yang mendukung kegiatan ini yaitu anggota KT. Aneka karya serta BPP Kokap atas pendampingan selama gerakan pengendalian. Harapannya agar anggota kelompok juga membantu mensosialisasikan pada warga masyarakat sekitar bahwa Tyto alba ini sengaja dipelihara sebagai predator alami hama, jangan diburu dan ditangkap secara liar.
Menurut Supomo, petugas dari Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kulon Progo dalam sambutannya, pelestarian Tyto alba ini sebagai bentuk kita berdamai dengan alam, bersahabat dengan alam, karena spesies Tyto alba yang semakin jarang ditemui di alam. Pelestarian ini diharapkan dapat berdampak pada pelestarian pertanian berkelanjutan serta tyto bisa betah tinggal di bulak sawah dan menjadi predator alami bagi hama tikus. (Ajru Fajriyah)
Sumber : Savira D.C.