Persaingan dalam dunia bisnis menjadi tantangan tersendiri bagi para pedagang baik dalam skala besar hingga pedagang kecil yang ada di pasar tradisional. Ada yang mencoba meraih keuntungan dengan mengutamakan kepuasan konsumen, namun tak jarang yang memilih berbuat curang seperti mengurangi timbangan, membuat produk imitasi, menjual barang yang sudah rusak atau tidak layak konsumsi dan lain sebagainya.
Dalam berbisnis, kita bisa mengadopsi salah satu falsafah Jawa yang berbunyi "tuna sathak bathi sanak" yang berarti tidak apa-apa jika rugi sedikit asalkan bertambah saudara. Prinsip ini banyak diterapkan oleh para pedagang di pasar tradisional. Mereka lebih mementingkan kepuasan konsumennya atas dasar "paseduluran", bahkan mereka lebih suka menyesuaikan dengan kebutuhan para konsumen. Misalnya, pedagang akan menyiapkan produk sebelum pembeli datang, membolehkan konsumen untuk menawar harga, jika ada produk yang tidak sesuai atau cacat boleh dikembalikan dengan catatan tertentu dan lain sebagainya.
Dalam pasar tradisional biasanya tidak ada dominasi harga, hampir semua produk harganya sesuai standar yang ada di pasar. Namun justru hal-hal seperti itulah yang membuat pasar tradisional masih bertahan di tengah menjamurnya supermarket dan minimarket karena dari situlah akan timbul loyalitas sehingga memunculkan yang namanya 'pelanggan tetap'. Mengutamakan kepuasan pelanggan atas dasar persaudaraan menjadi kunci utama mereka agar tetap bisa bertahan dalam persaingan bisnis. Prinsip seperti ini yang seharusnya dapat kita terapkan ketika menjalankan suatu bisnis.
Penulis: Ajru F.
Sumber foto : Brilio.net