You must have JavaScript enabled in order to use this theme. Please enable JavaScript and then reload this page in order to continue.
Loading...
Logo Kalurahan HARGOREJO
Kalurahan HARGOREJO

Kap. KOKAP, Kab. KULON PROGO, Provinsi DI Yogyakarta

PEMERINTAH KALURAHAN HARGOREJO I SOSIAL MEDIA : Instagram @kalurahan_hargorejo I Twitter @pemkalhargorejo I Youtube : Kalurahan Hargorejo

Ini Alasan Kenapa Harga Bawang Merah dan Telur Ayam Naik

Administrator 02 Januari 2020 Dibaca 398 Kali

KBR, Warita desa  - Kementerian Pertanian mengklaim harga komoditas pangan stabil hingga akhir tahun ini. Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementan Agung Hendriadi menyampaikan, tidak hanya harga komoditas pangan yang stabil, tapi pasokannya pun terbilang aman hingga Selasa, 31 Desember 2019 ini. Harga maupun pasokan komoditas pangan, katanya, terjaga di seluruh Indonesia.

"Alhamdulillah, sampai dengan hari ini pasokan aman, mencukupi. Tidak ada orang berebut antri membeli makanan. Dan harga pun kami kendalikan. Saya menggunakan angka atau harga dari data BPS (Badan Pusat Statistik) saja. Karena yang melaporkan harga yang formal kan BPS. Tidak ada kenaikan harga yang berarti, bahkan sebagian cenderung tidak naik," ujar Agung Hendriadi di Toko Tani Center, Jakarta Selatan.

Meski begitu, Kepala Badan Ketahanan Pangan Agung Hendriadi mengakui, ada dua komoditas pangan yang mengalami kenaikan harga, yaitu bawang merah dan telur ayam. Tetapi kata Agung, alasan kenaikan harga bawang merah dan telur ayam itu masih masuk akal.

"Kenapa harga bawang merah naik? Karena dua bulan yang lalu, bawang merah pernah jatuh harganya sampai dengan Rp20.000 per kg di pasar. Sekarang kembali ke normal. Normalnya Rp32 ribu, sesuai harga acuan pemerintah yang dikeluarkan Menteri Perdagangan," katanya.

Harga bawang merah Rp32.000 per kg merupakan harga rata-rata di Indonesia. Ia tidak menampik jika ada pasar yang menawarkan bawang merah dengan harga berbeda. Sebab beberapa daerah memiliki berbagai kelas pasar dan rantai pasokan tertentu. Tetapi, menurutnya, pemerintah tetap terus berupaya melakukan pengawasan ketat.

Lain halnya dengan harga telur ayam. Agung Hendriadi memperkirakan, kenaikan harganya dikarenakan ada gangguan pada proses distribusi. Cuaca buruk misalnya, membuat distribusi telur ayam melambat, sehingga itulah yang membuat harganya naik.

Author

Sadida Hafsyah

Editor: Fadli Gaper

Sumber : KBR 

 

Beri Komentar
Komentar baru terbit setelah disetujui oleh admin
CAPTCHA Image

APBDes 2024 Pelaksanaan

Pendapatan
Rp3,421,894,699 Rp3,428,029,699
99.82%
Belanja
Rp3,512,806,699 Rp3,556,005,689
98.79%
Pembiayaan
Rp127,976,678 Rp127,977,366
100%

APBDes 2024 Pendapatan

Hasil Usaha Desa
Rp13,600,000 Rp13,600,000
100%
Hasil Aset Desa
Rp107,710,000 Rp107,710,000
100%
Dana Desa
Rp1,694,238,000 Rp1,700,373,000
99.64%
Bagi Hasil Pajak Dan Retribusi
Rp171,785,308 Rp171,785,308
100%
Alokasi Dana Desa
Rp1,087,739,991 Rp1,087,739,991
100%
Bantuan Keuangan Provinsi
Rp225,000,000 Rp225,000,000
100%
Penerimaan Dari Hasil Kerjasama Antar Desa
Rp55,621,400 Rp55,621,400
100%
Penerimaan Bantuan Dari Perusahaan Yang Berlokasi Di Desa
Rp60,000,000 Rp60,000,000
100%
Bunga Bank
Rp5,000,000 Rp5,000,000
100%
Lain-lain Pendapatan Desa Yang Sah
Rp1,200,000 Rp1,200,000
100%

APBDes 2024 Pembelanjaan

Bidang Penyelenggaran Pemerintahan Desa
Rp1,589,974,340 Rp1,629,109,212
97.6%
Bidang Pelaksanaan Pembangunan Desa
Rp1,092,790,000 Rp1,146,097,200
95.35%
Bidang Pembinaan Kemasyarakatan
Rp410,387,159 Rp404,080,277
101.56%
Bidang Pemberdayaan Masyarakat
Rp233,545,800 Rp254,660,700
91.71%
Bidang Penanggulangan Bencana, Darurat Dan Mendesak Desa
Rp186,109,400 Rp122,058,300
152.48%