You must have JavaScript enabled in order to use this theme. Please enable JavaScript and then reload this page in order to continue.
Logo Kalurahan HARGOREJO
Logo Kalurahan HARGOREJO
HARGOREJO

Kap. KOKAP, Kab. KULON PROGO, Provinsi DI Yogyakarta

PEMERINTAH KALURAHAN HARGOREJO I SOSIAL MEDIA : Instagram @kalurahan_hargorejo I Twitter @pemkalhargorejo I Youtube : Kalurahan Hargorejo

Daring Tradisi Ngabuburit Seiring Adanya Pandemi

Administrator 07 Mei 2020 Dibaca 455 Kali

Hargorejo (7/5/20) Salah satu tradisi yang senantiasa menyemarakkan bulan Ramadhan adalah ngabuburit. Ngabuburit merupakan kegiatan menunggu waktu berbuka puasa. Asal mula kata ngabuburit berasal dari bahasa Sunda "burit" yang artinya waktu menjelang sore. Secara keseluruhan, ngabuburit merupakan singkatan dari "ngalantung ngadagoan burit" yang berarti bersantai-santai menunggu waktu sore. Di Sunda sendiri, ngabuburit tidak hanya dilakukan pada bulan puasa saja, akan tetapi setiap hari pada waktu menjelang sore.


Pada awalnya, kegiatan ngabuburit diisi dengan berbagai kegiatan religius seperti pesantren kilat. Namun seiring berkembangnya zaman, kegiatan ngabuburit diisi dengan beragam aktifitas. Di kalangan mahasiswa, kegiatan ngabuburit biasa diisi dengan kajian-kajian dan siraman rohani. Sedangkan masyarakat pada umumnya lebih banyak mengisi waktu menjelang berbuka dengan wisata kuliner dan kumpul-kumpul sahabat. Bahkan di beberapa daerah terdapat tradisi ngabuburit yang unik. Di Majalengka misalnya, pada waktu sore hari diisi dengan menerbangkan layangan hias. Sedangkan di Madiun, ngabuburit diisi dengan menonton kereta api. Banyak orang tua yang mengajak anaknya menonton kereta api yang melintas di sepanjang rel kereta api Madiun.

Ramadhan tahun ini tentunya sangat berbeda menyikapi wabah corona yang belum kunjung berakhir. Tradisi ngabuburit yang dijalankan secara beramai-ramai mulai dibatasi untuk menekan laju penyebaran virus corona. Tidak hilang akal, banyak mahasiswa yang mengisi waktu menjelang berbuka dilakukan dalam jaringan (Daring) dengan kajian-kajian atau debat online. Tak kalah inspiratif, di kalangan pesantren yang santrinya sudah mulai diliburkan dan dipulangkan pun masih bisa mengaji secara online. Sepertinya, wabah yang sedang melanda justru mengajarkan kita banyak pelajaran berharga yang belum terfikirkan oleh kita sebelumnya. Kita dituntut untuk menciptakan kegiatan-kegiatan positif dalam segala keterbatasan yang sedang kita alami.(Afa)

 

Bagikan Artikel Ini
Beri Komentar
Komentar baru terbit setelah disetujui oleh admin
CAPTCHA Image

APBK 2024 Pelaksanaan

Pendapatan
Rp 3.421.894.699,00 Rp 3.428.029.699,00
99.82%
Belanja
Rp 3.512.806.699,00 Rp 3.556.005.689,00
98.79%
Pembiayaan
Rp 127.976.678,00 Rp 127.975.990,00
100%

APBK 2024 Pendapatan

Hasil Usaha Kalurahan
Rp 13.600.000,00 Rp 13.600.000,00
100%
Hasil Aset Kalurahan
Rp 107.710.000,00 Rp 107.710.000,00
100%
Dana Desa
Rp 1.694.238.000,00 Rp 1.700.373.000,00
99.64%
Bagi Hasil Pajak Dan Retribusi
Rp 171.785.308,00 Rp 171.785.308,00
100%
Alokasi Dana Kalurahan
Rp 1.087.739.991,00 Rp 1.087.739.991,00
100%
Bantuan Keuangan Provinsi
Rp 225.000.000,00 Rp 225.000.000,00
100%
Penerimaan Dari Hasil Kerjasama Antar Kalurahan
Rp 55.621.400,00 Rp 55.621.400,00
100%
Penerimaan Bantuan Dari Perusahaan Yang Berlokasi Di Kalurahan
Rp 60.000.000,00 Rp 60.000.000,00
100%
Bunga Bank
Rp 5.000.000,00 Rp 5.000.000,00
100%
Lain-Lain Pendapatan Desa Yang Sah
Rp 1.200.000,00 Rp 1.200.000,00
100%

APBK 2024 Pembelanjaan

Bidang Penyelenggaran Pemerintahan Kalurahan
Rp 1.589.974.340,00 Rp 1.629.109.212,00
97.6%
Bidang Pelaksanaan Pembangunan Kalurahan
Rp 1.092.790.000,00 Rp 1.146.097.200,00
95.35%
Bidang Pembinaan Kemasyarakatan Kalurahan
Rp 410.387.159,00 Rp 404.080.277,00
101.56%
Bidang Pemberdayaan Masyarakat Kalurahan
Rp 233.545.800,00 Rp 254.660.700,00
91.71%
Bidang Penanggulangan Bencana, Darurat Dan Mendesak Kalurahan
Rp 186.109.400,00 Rp 122.058.300,00
152.48%