Nguri-uri budaya dan kearifan lokal memang menjadi tanggung jawab bersama. Sudah sepantasnya kita mengucapkan terima kasih kepada nenek moyang yang telah memberikan peninggalan budaya yang adiluhung yang sampai saat ini masih terjaga.
Sabtu (29/7/2023), serangkaian kegiatan telah dilaksanakan oleh Padukuhan Ngulakan seperti bersih-bersih lingkungan dan petilasan serta berziarah ke makam sesepuh Padukuhan. Merti Padukuhan Ngulakan merupakan wujud ucap syukur warga Ngulakan kepada sang pencipta dan untuk mengenalkan kepada anak cucu agar kedepan bisa mengambil contoh dan hikmahnya serta bisa menjaga kearifan lokal yang sudah turun temurun.
Tidak hanya itu, Padukuhan Ngulakan yang disepuhi oleh dukuh Agustina Vivin Wulandari pada hari tersebut pukul 10.00 WIB juga mengadakan kegiatan kirab budaya. Kegiatan kirab budaya diikuti oleh semua lapisan masyarakat dari anak PAUD, anak TK, remaja hingga orang tua.
Kirab diawali dengan peserta pertama yang membawa banner yang bertuliskan "saiyeg saeka kapti rahayuning budi hametri luhureng budoyo mrih arum kuncaraning bongso" dan diikuti di belakangnya prajurit bergada kemudian disusul peserta pembawa gunungan yang berisi hasil bumi dari warga masyarakat Padukuhan Ngulakan.
Peserta kirab menuju Balai Sunan Geseng yang sudah disiapkan sebagai tempat dan dilanjutkan persembahan seni tari dari anak-anak Padukuhan Ngulakan, ujub donga, doa bersama dan kembul bujana serta kepungan.
Acara tersebut dihadiri oleh perwakilan Kapanewon Kokap, Lurah Hargorejo dan Pamong, pengurus Desa Budaya, Bhabinkamtibmas dan Babinsa Hargorejo, tokoh agam, tokoh adat dan tokoh masyarakat bersama warga masyarakat Padukuhan Ngulakan.
Puncak Merti Padukuhan adalah malam hari dengan pagelaran wayang kulit semalam suntuk dengan dalang Ki Wisnu Hadi Sugito dengan babar carios wahyu makutho romo.
Semua acara berjalan lancar sampai selesai berkat pengamanan dari Koramil Kokap, Polsek Kokap dan Linmas Hargorejo. (Agus S)