Masyarakat Jawa sangat kaya akan budaya dan tradisi. Salah satu bukti yang dapat dilihat hingga kini adalah tradisi jamasan gongso atau ritual menyucikan gong. Sebagai wujud nguri-uri kabudayan jawi, kelompok Seni Karawitan Suka Budaya Padukuhan Sangkrek, Kalurahan Hargorejo mengadakan jamasan gongso pada Rabu malam (10/08/2023). Jamasan gongso ini dilakukan di rumah salah satu warga Padukuhan Sangkrek, Bapak Nur Sholeh. Pada acara ini hadir Dukuh Sangkrek, ketua Rw 12 DAN Rw 13, Kaum/Ro’is Sangkrek, para sesepuh dan anggota karawitan, serta mahasiswa KKN di Padukuhan Sangkrek.
Biasanya, tradisi jamasan gongso diadakan pada bulan Suro dalam kalender Jawa atau Asyyura dalam kalender Islam. Warisan budaya yang dilakukan secara turun temurun ini dimaksudkan agar semuanya mendapat berkah dari Tuhan Yang Maha Esa terhindar dari marabahaya atau yang biasa disebut tolak bala’. Jamasan gongso sendiri merupakan tradisi membersihkan gamelan (khususnya gong). Tradisi ini dilakukan dengan menyiram gong menggunakan air kembang setaman yang telah didoakan sebelumnya.
Pada acara jamasan gongso, selain ritual memandikan gong juga disediakan nasi tumpeng lengkap dengan ingkungnya. Selain mempunyai maksud tersendiri, warga juga merasa bahwa tradisi jamasan gongso dan kesenian gamelan perlu dilestarikan agar generasi penerusnya tidak kehilangan identitas sebagai masyarakat Jawa yang berbudaya.(Ajru Fajriyah)
Sumber : Koesdiyono