Budaya Jawa memiliki kearifan yang menjadi ciri khas masyarakat Jawa pada zaman dahulu. Meski begitu, budaya tersebut juga masih dapat dijaga dan dilestarikan pada zaman sekarang, mengingat filosofi dan berbagai kearifan yang terkandung di dalamnya. Pada kenyataannya, melestarikan tradisi tak hanya sebatas meneruskan apa yang dilakukan nenek moyang kita, tetapi juga mengambil nilai-nilai luhur di dalamnya untuk diaplikasikan pada masa kini.
Salah satu tradisi Jawa yang masih eksis hingga kini adalah tradisi Suroan atau Suran. Tradisi yang dilakukan untuk memperingati malam 1 Suro ini masih banyak diadakan oleh masyarakat Kulon Progo, Yogyakarta, terutama warga Kalurahan Hargorejo, Kapanewon Kokap. Contohnya saja warga Padukuhan Sangkrek RT 51 RW 13 yang mengadakan peringatan malam 1 Suro pada Sabtu malam (18/07/2023).
Acara tersebut diadakan di rumah salah satu warga dan dihadiri oleh Dukuh, Kaum/Ro’is, Ketua RW 13 serta tetangga dekat warga RT 51. Tradisi tersebut diadakan sebagai bentuk pelestarian terhadap budaya nenek moyang serta ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Acara diisi dengan kenduri dan doa bersama. Pada sesi kenduri, meski berada di zaman yang serba modern, warga masih melestarikan tradisi para leluhur. Lihat saja bungkus nasi yang dikemas unik menggunakan daun pisang, jati dan dihias sedemikian rupa menggunakan daun kelapa yang masih muda/ janur.
Kearifan lokal yang dapat diambil dari tradisi ini, selain mempererat tali persaudaraan dan ungkapan rasa syukur kepada Tuhan, juga menggambarkan bahwa masyarakat pada zaman dahulu sangat menghargai alam. Jika diterapkan pada zaman sekarang, selain ramah lingkungan dengan mengurangi limbah plastic juga menjaga dan memanfaatkan kekayaan alam untuk perilaku hidup yang lebih sehat. (Ajru Fajriyah)
Sumber : Koesdiyono