Pernahkah Anda mendengar istilah gangguan kecemasan? Mungkin kadangkala kita merasakan perasaan cemas ketika menghadapi suatu hal, misalnya ketika menghadapi tekanan pekerjaan yang tinggi, ketika berbicara di depan umum dan lain sebagainya. Rasa cemas tersebut merupakan suatu hal yang normal terjadi. Akan tetapi jika kecemasan tersebut berlangsung lama, terjadi perubahan perilaku atau metabolism tubuh, serta seseorang tidak dapat menangani rasa cemas tersebut di mana orang pada umumnya mampu menanganinya tanpa kesulitan yang berarti, maka kondisi tersebut dapat disimpulkan sebagai gangguan kecemasan.
Menurut Behrman Klirgman Arvin, penyebab gangguan kecemasan adalah persepsi diri sendiri, di mana individu beranggapan bahwa dirinya dalam ketidakberdayaan, tidak mampu mengatasi masalah, rasa takut akan perpisahan, terabaikan dan sebagai bentuk penolakan dari orang yang dicintainya. Pada anak, gangguan kecemasan seringkali mengakibatkan kemampuan belajar yang buruk, merasa khawatir yang berlebihan ketika ditinggal sendiri ataupun ketika menghadapi ujian, serta kesulitan untuk bersosialisasi. Ketika remaja atau dewasa, ada kemungkinan bahwa anak tersebut akan mulai menyalahgunakan narkoba dan alkohol.
Maria Ulfa dalam bukunya yang berjudul “Beragam Gangguan Paling Sering Menyerang Anak” menyebutkan bahwa cara mengatasi gangguan kecemasan pada anak antara lain:
1. Kenali manifestasi (perilaku) anak. Ketika anak memiliki perilaku yang menyimpang dari biasanya, segera kenali gejalanya dan hubungkan dengan kemungkinan faktor tingkat kecemasan yang mendorong perubahan tingkah laku anak tersebut.
2. Melakukan gerakan Plang Pling Plung. Istilah Plang Pling Plung sebenarnya diambil dari judul sebuah lagu klasik. Gerakan Plang Pling Plung adalah gerakan bertepuk tangan sambil tertawa keras serta dibarengi dengan gerakan “ingkling” atau “engklek” (berjalan dengan satu kaki) sehingga menghasilkan gerakan lingkaran penuh. Bahkan dalam beberapa kasus fobia, gerakan ini juga bisa dilakukan untuk mengatasinya.
3. Terapi perilaku. Terapi ini membutuhkan peran serta orang tua dalam memberi pengajaran pada anak. Dalam hal ini anak diajarkan untuk mengatur emosi, menanamkan pikiran logis tentang ancaman yang sebenarnya dapat terjadi, serta memecahkan masalah dengan lebih efektif. Misalnya, apabila anak susah tidur karena takut dan cemas akan adanya monster, akan lebih efektif jika kita bekerja sesuai dengan pemikiran magis mereka seperti berpura-pura menciptakan semprotan anti monster menggunakan air atau parfum. Hal ini akan lebih efektif daripada kita bersusah payah menjelaskan pada anak bahwa monster itu tidak ada.
Dengan mengetahui berbagai cara mengatasi gangguan kecemasan anak sejak dini, beberapa perilaku menyimpang yang mungkin terjadi baik saat ini maupun ketika anak dewasa dapat dihindari.
Penulis : Ajru F.
Sumber foto : Halodoc