You must have JavaScript enabled in order to use this theme. Please enable JavaScript and then reload this page in order to continue.
Loading...
Logo Kalurahan HARGOREJO
Kalurahan HARGOREJO

Kap. KOKAP, Kab. KULON PROGO, Provinsi DI Yogyakarta

PEMERINTAH KALURAHAN HARGOREJO

Membangun Kesetaraan di Bulan Ramadhan

Admin Hargorejo 31 Maret 2023 Dibaca 112 Kali
Membangun Kesetaraan di Bulan Ramadhan

Membahas bulan Ramadhan yang penuh berkah ini seakan-akan tidak ada habisnya. Kita bisa melihat dari berbagai sisi dan perspektif yang berbeda. Kali ini penulis akan membahas bulan Ramadhan ini dengan melihat dari perspektif kesetaraan dalam membangun relasi. Sebisa mungkin penulis akan mendekatkan dengan keseharian agar relate dengan para pembaca.

Penulis yakin sebagian besar dari pembaca sudah sering sekali mendengar kata-kata kesetaraan. Entah itu mendengar di pertemuan-pertemuan yang diadakan oleh Kalurahan atau instansi lain atau mendengar dari berbagai kajian yang dilakukan di lingkungannya. Kita selalu mengatakan bahwa setiap orang itu harus setara tetapi apakah kita benar-benar paham dengan apa yang dimaksud dengan kata setara? Apakah kita juga sudah mengimplemetasikan itu dalam kehidupan sehari-hari kita ? Pertanyaan pemantik itu menjadi refleksi kita bersama.

Kata kesetaraan berasal dari kata setara atau sederajat. Menurut KBBI setara diartikan sebagai sejajar, sama tinggi, sebanding, sepadan dan seimbang. Dari pengertian tersebut maka kita bisa melihat lebih dalam makna dari kesetaraan. Kalau dilihat dari kacamata kesetaraan dalam membangun relasi maka antara laki-laki dan perempuan memiliki hak dan kedudukan yang sama. Tidak ada yang lebih dominan atau mendominasi pihak lainnya.

Kalau kita coba menariknya ke kehidupan kita sehari-hari dalam sebuah keluarga. Saat ini masih banyak keluarga yang melanggengkan budaya patriarkhi. Budaya yang menempatkan laki-laki sebagai otoritas utama dalam sistem sosial kita. Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa budaya tersebut sudah mengakar dan turun temurun dari nenek moyang kita dahulu. Akan tetapi bukan hal yang mustahil bagi kita untuk merubah hal tersebut minimal dimulai dari diri sendiri.

Kita bisa memulai dengan menempatkan pasangan kita sebagai partner yang berjalan berdampingan. Menempatkan mereka setara dengan kita. Ada pembagian peran yang adil sehingga tidak ada beban ganda di salah satu pihak. Dibulan Ramadhan ini kita bisa memulai dari hal kecil terlebih dahulu.

Kita bisa melihat saat bulan Ramadhan perempuan mengalami beban yang lebih banyak untuk menyiapkan segala kebutuhan keluarganya. Perempuan yang selalu didomestifiksi untuk pekerjaan dapur. Sebagai contoh saat berbuka ataupun sahur Sebagian besar laki-laki hanya menunggu di ruang makan sambil menonton televisi saja. Padahal peran ini bisa saling bekerja sama. seharunya ada pembagian peran, misalkan laki-laki mempersiapkan tempat untuk buka bersama sedangkan perempuan menyiapkan yang lainnya. Bisa juga laki-laki mengambil tugas yang lain untuk meringankan beban kerja perempuan atau pasangannya. 

Kita semua tahu bahwa di ulan Ramadhan pekerjaan sekecil apapun akan mendapatkan ganjaran yang berlipat. Alangkah baiknya dibulan penuh berkah ini kita manfaatkan untuk saling berbagi peran bersama dengan pasangan. Tidak perlu superioritas dan maskulinitas yang harus ditunjukkan. Tidak perlu ada lagi ketidaksetaraan dalam membangun sebuah relasi. Saat kita memutuskan untuk menjalin hubungan dengan pasangan kita, maka kita juga harus bertanggung jawab atas keputusan tersebut.

Mungkin pembahasan kita masih terlalu dangkal untuk mengupas arti kata kesetaraan. Menurut hemat penulis, setidaknya kita bisa memahami sedikit tentang kesetaraan yang  bisa kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. (Rully)

Beri Komentar
Komentar baru terbit setelah disetujui oleh admin
CAPTCHA Image