Memasuki bulan Ruwah (bulan Sya’ban dalam kalender Hijriyah), banyak ritual keagamaan yang dilakukan oleh masyarakat. Menurut salah satu hadis, bulan Sya’ban adalah bulan diangkatnya amal-amal. Oleh karenanya, umat muslim banyak melakukan ibadah-ibadah seperti berpuasa, ziarah kubur dan lain sebagainya.
Sedangkan asal muasal kata ruwah sendiri menurut Gus Baha seperti dikutip oleh jurnalistika.id berasal dari kosakata Arab, yakni “arwah” dan selanjutnya diserap ke dalam Bahasa Jawa menjadi “ruwah”. Oleh sebab itu, pada bulan ini masyarakat berbondong-bondong mendoakan arwah leluhur menurut adat istiadat dan kepercayaan masing-masing. Di antaranya ada yang menjalankan tradisi nyadran, ziarah kubur dan lain sebagainya.
Bagi warga masyarakat Padukuhan Gunung Rego Kalurahan Hargorejo, pada setiap penutupan tahlil di bulan Ruwah senantiasa diadakan acara mujahadah. Pada malam Rabu Kliwon (14/03/2023), diadakan acara mujahadah Nihadlul Mustaqfirin yang bertempat di Mushola Al- Bayan RT 13 RW 04 Gunung Rego. Acara mujahadah tersebut dihadiri sebanyak kurang lebih 50 orang jamaah mushola, ditambah dengan jamaah dari Bojong dan Bendungan sekitar 100 orang yang disepuhi oleh Gus Tajab.
Meski diadakan pada malam hari, masyarakat tampak khusyuk mengikuti acara mujahadah hingga akhir. Bagi warga, beribadah di bulan Ruwah selain melatih diri untuk memasuki bulan Ramadhan juga merupakan saat yang tepat untuk mendoakan arwah para leluhur.
Penulis : Ajru F.
Sumber : Maritha Tri W.