You must have JavaScript enabled in order to use this theme. Please enable JavaScript and then reload this page in order to continue.
Loading...
Logo Kalurahan HARGOREJO
Kalurahan HARGOREJO

Kap. KOKAP, Kab. KULON PROGO, Provinsi DI Yogyakarta

PEMERINTAH KALURAHAN HARGOREJO

Kenali Self Diagnosis dan Bahayanya terhadap Kesehatan Mental

Admin Hargorejo 13 Maret 2023 Dibaca 147 Kali
Kenali Self Diagnosis dan Bahayanya terhadap Kesehatan Mental

Pernahkah kalian tiba-tiba merasa cemas berlebihan tanpa suatu alasan kemudian mencari jawaban atas gejala tersebut di internet? Lalu kalian terkejut ternyata jawaban di internet menunjukkan bahwa perasaan tersebut merupakan bagian dari kesehatan mental kalian yang terganggu.

Kita pasti pernah menjumpai konten-konten video yang bertujuan untuk mengedukasi agar waspada terhadap gangguan kesehatan mental. Salah satunya adalah video seorang tenaga kesehatan yang tersebar di Tiktok yang kemudian viral, video tersebut membahas gejala awal gangguan jiwa. Hal tersebut kemudian menimbulkan persepsi dari banyak netizen yang akhirnya melakukan cocoklogi terhadap apa yang ada dalam video tersebut dengan kondisi mereka. 
Namun, sayangnya banyak netizen yang akhirnya menganggap mereka terserang gangguan jiwa ringan, padahal mereka hanya melihat cuplikan video yang bahkan durasinya tidak lebih dari 19 detik. Seharusnya informasi tersebut tidak ditelan secara mentah-mentah bahkan tanpa membawanya ke pihak yang profesional, dalam hal ini misalnya psikolog atau psikiater,  sehingga tidak menimbulkan self diagnosis.

Self diagnosis merupakan suatu tindakan atau upaya mendiagnosis diri sendiri berdasarkan pada informasi yang didapatkan secara mandiri. Ini berarti ketika melakukan self diagnosis kita mengasumsikan seolah-olah kita mengetahui masalah kesehatan yang dialami. Hal inilah yang dapat menimbulkan bahaya. Mengapa self diagnosis dikatakan sebagai suatu hal yang membahayakan?

Terkadang dengan mendiagnosis diri sendiri justru menjadi pemicu timbulnya berbagai kesehatan lain yang sesungguhnya tidak dialami. Diagnosis yang dilakukan secara mandiri ini tidak menutup kemungkinan membuat pelakunya membeli obat tanpa arahan, baik dari psikolog maupun psikiater, sehingga menimbulkan cara pengobatan yang tidak tepat. Misalnya, kita merasa suasana hati kita gampang berubah-ubah atau mood swing, kemudian kita menyimpulkan secara mandiri bahwa diri kita mengalami bipolar.

Pada dasarnya, suasana hati yang berubah-ubah adalah gejala dari berbagai macam gangguan pada kesehatan mental di mana bukan hanya bipolar. Oleh karena itu, menyimpulkan kita sebagai pengidap bipolar hanya dengan berbekal informasi yang dimiliki diri sendiri membuat kita cenderung mengambil pengobatan yang salah. Hal ini tentu saja dapat memperparah risiko kesehatan yang dialami akibat dari konsumsi obat yang sembarangan atau tanpa anjuran dokter.  Bahaya lain yang dialami dari self diagnosis terhadap kesehatan mental adalah munculnya rasa khawatir yang berlebihan. Contohnya, saat kita sedang tertekan karena banyak masalah lalu menganggap diri kita depresi, padahal untuk mendiagnosis seseorang terkena depresi tidak semudah itu. Akibatnya, pikiran kita sudah tersugesti mengalami depresi, yang membuat kita akhirnya semakin tertekan.

Contoh lain, ketika kita merasa mudah lelah, kulit gatal, dan urine yang berwarna tidak normal kemudian mencari sendiri jawaban dari gejala tersebut di internet. Lalu, ditemukanlah bahwa gejala-gejala tersebut adalah gejala penyakit ginjal. Hal ini kemudian membuat kita semakin khawatir dan stress karena mengira kita mengidap penyakit tersebut. Padahal, belum tentu kita mengidap penyakit itu. Maka, demi menghindari bahaya yang diakibatkan dari self diagnosis ini adalah kita tidak perlu menjadi dokter bagi diri kita sendiri. Kemudahan akses saat ini memang memberikan dampak tersendiri bagi cepat lambatnya perkembangan informasi mengenai kesehatan mental ini, sehingga isu mengenai kesehatan mental bukanlah suatu hal yang asing lagi di telinga masyarakat. Menjaga kesehatan mental tentu saja sangatlah penting. Terlebih lagi pada era digital yang segalanya terlihat serba mudah dan canggih, tetapi juga tantangan hidup yang semakin berat. Misalnya, gaya hidup masyarakat sekarang, penyebaran berita hoax, dan perbandingan sosial yang membuat seseorang mengalami stress atau tertekan.

Baik kesehatan fisik maupun mental keduanya adalah hal yang sangat penting untuk dijaga. Pikiran yang positif akan membantu tubuh untuk berfungsi dengan baik secara emosional, psikologis, dan sosial. Pikiran positif ini muncul salah satunya adalah dari mental yang sehat, sehingga agar kita dapat beraktivitas dengan baik, sehat, dan bahagia kita perlu menjaga kesehatan mental kita. Apabila merasa ada yang tidak beres dengan kesehatan mental kita, jangan ragu untuk berkonsultasi kepada profesional di bidangnya.

 

Penulis : Annisa Istika (NT)

Beri Komentar
Komentar baru terbit setelah disetujui oleh admin
CAPTCHA Image