[KBR|Warita Desa] Jakarta | Kamar Dagang Indonesia (Kadin) mengatakan, antusiasme perusahaan mendaftar program vaksinasi gotong royong terus meningkat. Wakil Ketua Umum Kadin Shinta Widjaja menyebut, sampai saat ini sudah mendata 6 ribu lebih perusahaan yang berminat untuk berpartisipasi pada program vaksinasi gotong royong ini.
Menurut Shinta, perusahaan lebih memilih untuk mengeluarkan biaya vaksinasi untuk karyawannya dibanding mengeluarkan biaya testing secara berkala.
"Kalau kita lihat, antusiasme sangat tinggi itu kenapa, karena kita biaya untuk melakukan tes aja itu bayangkan berapa besar yang harus keluar, untuk setiap kali kita melakukan testing. Kita nggak usah ngomong yang PCR, yang antigen aja deh setiap kali. Jadi kalau seluruh karyawan kita ini yang selalu harus dites secara reguler, itu sudah memakan biaya yang sangat tinggi," kata Shinta dalam dialog virtual di channel YouTube Kominfo TV, Selasa (23/2/2021).
Dia melanjutkan, "dan itu juga saya rasa menjadi satu pertimbangan ya bagi perusahaan, daripada terus menerus ini tidak bisa terselesaikan, bagaimana memutus rantainya ya harus ada vaksinasi. Jadi mungkin, biaya dikeluarkan lebih baik untuk vaksinasi, daripada terus menerus ini tidak bisa terselesaikan masalah covid ini."
Kata dia, masih banyak juga perusahaan yang memilih untuk tetap menunggu vaksin gratis dari pemerintah. Shinta menyebut, perusahaan yang belum bisa berpartisipasi biasanya adalah dari sektor yang sangat terpuruk akibat pandemi.
"Jadi kalau kita lihat perusahaan, tentu saja kita tidak bisa samaratakan ya, jadi memang banyak sekali perusahaan juga yang sampai hari ini masih sangat terdampak, seperti sektor pariwisata, ritel, itu juga tidak semua bisa partisipasi, jadi mereka masih memanfaatkan yang vaksinasi gratis sebagai frontliner," pungkasnya.
Sebelumnya Pemerintah tengah mengupayakan pemenuhan 20 juta dosis untuk program vaksinasi gotong royong. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, pengadaan vaksinasi gotong royong akan dibantu oleh pihak swasta.
Kata Erick, 20 juta ampul vaksin gotong royong itu akan diberikan kepada 10 juta orang. Ia menegaskan, vaksin itu diberikan secara gratis.
"Tentu jangan disalah artikan, vaksin gotong royong adalah gratis juga. Tetapi kita memberi kesempatan kepada pihak swasta yang ingin mengadakan dan membagikan secara gratis kepada para pekerjanya yang selama ini telah bekerja dan tentu loyalitas kepada perusahaan tersebut," kata Erick dalam sebuah webinar, Selasa (23/2/2021).
Untuk tahap awal, Erick mengupayakan agar 3,5 juta dosis vaksin gotong royong bisa tersedia pada Maret mendatang.
Oleh : Astri Yuanasari
Editor: Rony Sitanggang