You must have JavaScript enabled in order to use this theme. Please enable JavaScript and then reload this page in order to continue.
Loading...
Logo Kalurahan HARGOREJO
Kalurahan HARGOREJO

Kap. KOKAP, Kab. KULON PROGO, Provinsi DI Yogyakarta

PEMERINTAH KALURAHAN HARGOREJO

Ruwatan, Tradisi Kuno yang Penuh Makna

Administrator 16 Februari 2021 Dibaca 5.645 Kali
Ruwatan, Tradisi Kuno yang Penuh Makna

Masyarakat Jawa selain dikenal sebagai masyarakat yang lemah lembut dan berpitutur luhur juga dikenal dengan ritual mistisnya. Pengaruh kepercayaan Hindu-Budha seringkali mewarnai adat istiadat dan kebudayaan mereka. Meski begitu, beberapa warisan tradisi telah diadaptasi dengan ajaran agama Islam yang mulai banyak dianut di Pulau Jawa semenjak abad ke-17. Hal ini tentu tak luput dari kiprah Sultan Agung(1613-1646), raja terbesar pasca Majapahit yang mempertemukan dan mendamaikan kraton dengan tradisi-tradisi Islam. Untuk melakukannya tentu tidak mudah mengingat masyarakat Jawa pada masa itu memiliki kepercayaan bahwa penguasa tertinggi adalah Nyi Roro Kidul, sang penguasa Laut Selatan.

Di antara kebudayaan yang masih dilestarikan di beberapa tempat di Pulau Jawa hingga kini adalah tradisi ruwatan. Kata ruwat dalam bahasa Jawa berarti lepas atau terlepas. Orang yang diruwat berarti orang yang dilepaskan atau dibebaskan dari kutukan dewa, malapetaka dan keadaan yang menyedihkan. Ngruwat berarti menetralisir kekuatan gaib yang dapat mendatangkan bencana bagi diri seseorang ataupun lingkungannya. Tradisi ngruwat dipimpin oleh seorang dalang yang memiliki kemampuan khusus dalam bidang ruwat. Dalam hal ini, seorang dalang memiliki tanggung jawab atas kesialan dan kemalangan karena orang yang diruwat sudah menjadi anak dalang.

Tradisi ruwatan tidak terlepas dari pertunjukan wayang yang menceritakan tentang Murwa Kala yang menjadi muasal sejarah tradisi tersebut. Karena untuk melaksanakan pertunjukan wayang membutuhkan biaya yang tidak sedikit, tradisi ngruwat biasa dilakukan secara bersama-sama dalam lingkup pedukuhan atau desa.

Dalam konteks zaman sekarang, ada banyak pelajaran yang bisa kita ambil darai tradisi ruwatan. Jika dalam ruwatan seseorang yang akan diruwat membutuhkan dalang yang ahli dalam bidang ruwat, maka untuk membersihkan diri kita dapat memulainya dari diri kita sendiri. Menjadi pribadi yang berkepribadian luhur serta menjunjung tinggi nilai-nilai dan norma di lingkungannya secara tidak langsung mampu memberikan kontribusi positif terhadap lingkungan di sekitarnya. (Afa)_car

Beri Komentar
Komentar baru terbit setelah disetujui oleh admin
CAPTCHA Image